Jember (ANTARA Jambi) - Aksi solidaritas terhadap aktivis
antitambang Salim Kancil terus mengalir yakni Pemuda Tanggap Bencana
Universitas Jember dan Aliansi Mahasiswa Tolak Tambang turun ke jalan di
dua lokasi berbeda di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
Aliansi Mahasiswa Tolak Tambang yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) Rayon Fisip dan Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (GMNI) Komisariat Sastra melakukan "long march" dari
Universitas Jember (Unej) menuju bundaran DPRD setempat.
"Kami mendesak semua tambang yang sedang dan akan berlangsung di pantai
pesisir selatan harus ditutup karena penambangan itu menyebabkan konflik
sosial hingga terbunuhnya Salim Kancil," kata koordinator aksi Aliansi
Mahasiswa Tolak Tamnbang Jember, Anggi Raka.
Menurut dia, pembukaan penambangan pasir besi di sepanjang pesisir
selatan dari Banyuwangi hingga Lumajang menuai protes dari masyarakat,
sehingga pemerintah kabupaten setempat harus tegas menolak penambangan
yang menjadi pemicu konflik horisontal antarmasyarakat.
"Tragedi berdarah di Desa Selok Awar-Awar Lumajang bisa saja terjadi di
Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, apabila hal tersebut
tidak diantisipasi sejak dini karena masyarakat sekitar sudah tegas
untuk menolak penambangan pasir besi di sana," paparnya.
Ia mengatakan kasus terbunuhnya aktivis antitambang Salim Kancil harus
menjadi pelajaran semua pihak dan pemerintah tidak gegabah untuk
menerbitkan izin penambangan yang sudah jelas ditolak oleh masyarakat
setempat.
"Kami mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus pembunuhan dan
penganiayaan terhadap Salim Kancil dan Tosan yang menjadi korban
kekerasan para penguasa desa setempat. Tangkap dan adli aktor
intelektual dibalik terbunuhnya Salim Kancil," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Pemuda Tanggap Bencana Universitas Jember,
Djoko Mulyono mengatakan aksi solidaritas atas terbunuhnya Kancil
dilakukan dengan membangun sebuah tenda untuk menggalang opini publik
atas kasus tersebut.
"Kami sudah memasang tenda selama tiga hari untuk menggalang opini kasus
terbunuhnya aktivis antitambang dan hari ini kami turun ke jalan di
kawasan kampus untuk mengajak mahasiswa lain berempati terhadap Salim
Kancil," tuturnya.
Ia mengatakan Pemuda Tanggap Bencana Unej juga sudah berbincang secara
lesan kepada pihak Fakultas Hukum Unej terkait dengan upaya pendampingan
hukum para korban kekerasan di Lumajang tersebut.
"Tim Lembaga Bantuan Hukum Unej menyatakan kesiapannya untuk ikut
mendampingi, apabila diperlukan oleh keluarga korban," katanya.
Djoko mengatakan Rektor Unej M. Hasan juga memberikan dukungan kepada
Pemuda Tanggap Bencana Unej atas aksi solidaritas yang dilakukan para
mahasiswa tersebut.
Aksi solidaritas Salim Kancil terus mengalir
Jumat, 2 Oktober 2015 13:36 WIB
......Kami mendesak semua tambang yang sedang dan akan berlangsung di pantai pesisir selatan harus ditutup karena penambangan itu menyebabkan konflik sosial hingga terbunuhnya Salim Kancil......