Surabaya (ANTARA Jambi) - Panitia lomba internasional "EcoShell
Marathon Challenge Divers World Championship (DWC)" di London, Minggu
siang, menghentikan langkah mobil "Sapu Angin" ITS untuk melaju, meski
sudah lolos saat pemeriksaan teknis.
"Alasannya, Sapu Angin telah banyak mengalami perubahan atau major
change, padahal sehari sebelumnya, mobil yang berubah setelah terbakar
itu, dinyatakan lolos dalam pemeriksaan teknis dan layak jalan (valid
run, Red)," kata dosen pembimbing tim Ir Witantyo MEngSc dalam surat
elektronik yang diterima di Surabaya, Minggu.
Dosen pembimbing yang ikut mendampingi tujuh mahasiswa anggota tim
Sapu Angin itu menjelaskan, saat menjalani uji coba lintasan Sapu Angin
berhasil melakukan dua putaran.
Dalam dua race di arena Queen Elizabeth Olympic Park, London, itu,
hasilnya mencatat angka 176 km per liter dan 183 km per liter dalam
konsumsi bahan bakar.
Uji coba lintasan ini dilakukan agar bisa lolos dalam kualifikasi.
"Kami telah melaporkan kenyataan ini ke pak Rektor dan Rektor ITS
telah mengirim surat untuk meminta penjelasan detail terhadap kasus yang
menimpa tim ITS itu," katanya pula.
Dalam suratnya, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, meminta
penjelasan atas apa yang telah menimpa tim Sapu Angin, dan dinilainya
diperlakukan tidak adil.
"Mobil kami memang terkena musibah terbakar, dan dengan semangat
yang tinggi mahasiswa telah berhasil mewujudkannya kembali dalam segala
keterbatasan, sekaligus telah mengalami uji lintasan sebanyak dua kali,"
ujar Rektor dalam suratnya.
Jika kemudian hasil akhirnya tetap tidak bisa ikut race, tulis
Rektor lagi, mohon disampaikan dan diinformasikan dengan baik kepada
pihak ITS tentang alasan-alasan terhadap keputusan itu.
Apalagi, panitia memberi nomor punggung mobil di "paddock" Tim ITS
yaitu nomor 902 yang artinya diunggulkan (seeded) nomor 2.
Joni Hermana perlu menyampaikan surat itu, agar semangat juang yang telah ditunjukkan mahasiswa tidak pupus.
Diamenyatakan, karena itu alasan yang rasional kenapa Sapu Angin
tidak diperbolehkan melaju itu, sebagai bahan pembelajaran jika kemudian
hari ada lomba serupa.
"Apa pun hasilnya, tim Sapu Angin sudah menunjukkan yang terbaik.
Mampu dalam waktu singkat dan bekerja dalam tekanan yang luar biasa,
mewujudkan kembali mobil Sapu Angin dari sisa-sisa material mobil yang
terbakar. Bagi kami, Sapu Angin hakikatnya sudah menjadi juara," kata
Rektor ITS pula.
Panitia internasional "hentikan" langkah mobil "Sapu Angin" ITS
Senin, 4 Juli 2016 5:10 WIB