Jakarta (ANTARA Jambi) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengaku tidak khawatir terhadap
serangan balasan pascakematian pimpinan kelompok teroris Poso, Santoso.
"Saya tidak melihat peluang besar atas kemungkinan serangan
(balasan) dari kelompok Santoso," ujarnya di Kemenko Polhukam, Jakarta,
Rabu.
Meskipun demikian, Luhut menegaskan, aparat Polri dan TNI yang
tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala akan terus melakukan pengejaran
terhadap 19 anggota kelompok Santoso yang masih tersisa.
Terbunuhnya Santoso alias Abu Wardah dan rekannya Mukhtar alias
Kahar dalam kontak senjata yang terjadi di Desa Tambarana, Poso, Senin
(18/7) sore, membuktikan keseriusan pemerintah Indonesia dalam
penanganan terorisme.
Selain di Poso, Sulawesi Tengah, yang menjadi basis kelompok radikal
bersenjata Santoso, aparat keamanan juga mewaspadai ancaman terorisme
di sejumlah daerah lain seperti Solo, Sukabumi, serta Kepulauan Riau,
terkait keberadaan militan Uighur dari China.
Pemerintah, kata Luhut, telah memberdayakan seluruh elemen aparat
keamanan mulai dari Polri, TNI, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat (Babinkamtibmas), sampai Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk
terlibat dalam pencegahan dan penanganan terorisme.
Pasalnya, beberapa waktu terakhir banyak terjadi serangan teroris
yang dilakukan bukan oleh jaringan kelompok besar, melainkan secara
individual (lone wolf), seperti yang terjadi di Nice, Prancis, pekan lalu.
"Jadi kalau (dilakukan oleh) lone wolf ini bisa terjadi
macam-macam yang di luar kontrol kita. Karena itu sekarang kami
memberdayakan mulai dari Polri, TNI, sampai Babinsa, semua perangkat
yang bisa kita gunakan untuk membuat nyaman dan aman kita gunakan,"
tutur Luhut.
Menko Polhukam tidak khawatir serangan balasan kelompok Santoso
Rabu, 20 Juli 2016 15:43 WIB
......Saya tidak melihat peluang besar atas kemungkinan serangan (balasan) dari kelompok Santoso......