Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jambi menyatakan, petani yang mengalami gagal tanam dan panen akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp6 juta per hektare dari PT Jasindo (Persero) selaku penyedia asuransi.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi, Amrin Aziz di Jambi, Kamis, mengatakan kompensasi Rp6 juta tersebut diberikan kepada petani sebagai ganti rugi petani yang mengalami gagal tanam maupun gagal panen akibat bencana alam maupun hama.
"Petani di Provinsi Jambi tidak perlu lagi cemas jika padinya mengalami gagal tanam ataupun gagal panen. Hanya dengan bergabung bersama kelompok tani dan membayar premi dimuka sebesar Rp36 ribu ke PT Jasindo, petani bisa mendapat kompensasi dari pemerintah sebesar Rp6 juta," kata Amrin.
"Kompensasi sebesar RP6 juta itu untuk satu hektare, dana kompensasi itu bisa digunakan untuk modal memulai tanam baru, pembelian bibit, maupun benih," katanya lagi.
Amrin mengatakan hingga saat ini sudah ada ratusan hektare sawah yang mengajukan pencairan kompensasi ke PT Jasindo.
"Laporan terakhir, kompensasi yang baru cair itu untuk petani di Kabupaten Bungo yang lahannya rusak karena hama seluas tiga hektare. Dan masih ada 400 hektare lagi yang mengajukan kompensasi yang masih diverifikasi Jasindo," kata Amrin.
Selain Kabupaten Bungo, pengajuan pencairan kompensasi petani itu juga datang dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan luasan lahan yang gagal tanam lebih kurang 900 hektare.
"Laporan yang saya terima lahan di Tanjung Jabung Timur sedang diverifikasi. Karena menurut pihak Jasindo sistem tanamnya menggunakan cara tabur. Jadi itu yang sedang dipelajari, kalau memang akibat alam ataupun hama maka akan diberi kompensasi," katanya menjelaskan.
Menurut Amrin, saat ini petani di Jambi sudah mulai melirik lahan pertanian padi. Hanya saja belum bisa memaksimalkan pertanian karena terkendala irigasi yang masih belum memadai.
"Semua kebutuhan menanam padi sudah disediakan pemerintah, mulai dari alsintan, benih dan pupuk. Niat petani kita untuk bercocok tanam padi juga sudah sangat tinggi, tapi yang menjadi kendala adalah air karena banyak irigasi yang tidak memadai," katanya.
"Seperti di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun itu, karena lambannya irigasi, lahan rencana lokasi cetak sawah baru akhirnya dialihfungsikan warga untuk karet dan sawit. Ini lah PR kita ke depan irigasi harus segera disediakan. Kalau itu ada saya yakin target satu juta ton setiap tahunnya bisa kita capai, bahkan bisa lebih," katanya menambahkan.
Kompensasi petani gagal panen Rp6 juta
Jumat, 5 Agustus 2016 8:53 WIB