Jakarta (ANTARA Jambi) - Kwartir Nasional Gerakan (Kwarnas) Pramuka
memberikan penghargaan tertinggi yakni lencana Tunas Kencana kepada
Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Penghargaan tertinggi lencana Tunas Kelapa tersebut akan diserahkan
oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, dalam rangkaian
acara penutupan kegiatan Jambore Nasional, di Bumi Perkemahan Cibubur,
Jakarta, Sabtu (20/8).
"Lencana tertinggi di Gerakan Pramuka ini diberikan kepada Ibu
Megawati atas jasa-jasanya telah merevitalisasi Gerakan Pramuka saat
gerakan ini mulai dilupakan masyarakat," kata Adhyaksa Dault, saat
meninjau kegiatan Jambore Nasional di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur,
Jakarta, Jumat.
Pada kesempatan tersebut, Adhyaksa Dault bersama dengan Sekretaris
Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto,
Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adiyanto, dan Anggota Komisi IV dari
Fraksi PDIP DPR RI, Sudin.
Menurut Adhyaksa, Megawati berpandangan Gerakan Pramuka memiliki
roh nasionalisme tinggi yang kemudian diwadahi dalam payung hukum, UU
No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Adhyaksa menambahkan, ketika banyak orang mulai meninggalkan
Pramuka karena dianggap tidak sesuai lagi dengan zamannya, tapi Presiden
Megawati pada saat itu mendorong Gerakan Pramuka untuk terus
dikembangkan.
"Kemudian, dibentuk Pokja antarinstansi sehingga marwah Pramuka
muncul lagi. Terus terang Pramuka tidak bisa kuat tanpa dukungan
Pemerintah," kata Adhyaksa.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini menjelaskan, dalam beberapa
kali rapat di Kwarnas Gerakan Pramuka, dirinya menerima banyak masukan
dan usulan dari Kwartir daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka agar Kwarnas
Gerakan Pramuka memberikan penghargaan kepada Megawati atas jasanya
menghidupkan kembali gerakan pramuka yang sempat mengalami mati suri.
Menurut Adhyaksa, penghargaan Tunas Kencana baru diberikan kepada
beberapa orang saja. Sebelum Megawati, penerimanya adalah, Presiden
Soeharto Perdana Menteri Malaysia Najib, dan Perdana Menteri Swiss
Gustav.
Saat menjadi Presiden, jelas dia, Megawati tidak pernah absen hadir
pada upacara Hari Kelahiran Pancasila yakni pada tahun 2001, 2002,
2003, dan 2004.
"Bahkan, Presiden Megawati saat itu juga menggagas agar segera
dibuat UU tentang Pramuka, yang kemudian menjadi UU No 12 Tahun 2010,"
katanya.
Pramuka berikan penghargaan tertinggi pada Megawati Soekarnoputri
Jumat, 19 Agustus 2016 16:05 WIB