Jakarta (ANTARA Jambi) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan Indonesia perlu memanfaatkan peluang pasar keuangan syariah
yang selama ini cukup berkembang pesat secara global serta terjadi
peningkatan minat kepada instrumen investasinya.
"Diversifikasi instrumen syariah oleh pemerintah menjadi penting
agar tidak tergantung pada satu segmen instrumen atau segmen pasar,"
kata Sri dalam peresmian penawaran Sukuk Tabungan Seri ST-001 di
Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat.
Dia mengungkapkan perkembangan keuangan syariah di Indonesia terus
mengalami perkembangan. Dalam 8 tahun terakhir, total penerbitan sukuk
negara sebesar Rp538,9 triliun dengan nilai nominal outstanding Rp391,1
triliun.
Kemudian, menurut Islamic Corporation for the Development (ICD),
aset sukuk syariah global pada 2015 mencapai 1,8 triliun dolar AS dengan
proyeksi pertumbuhan keuangan syariah global sebesar 10 persen per
tahun (gross) dari tingkat pertumbuhan ekonomi syariah.
Bahkan, pada 2020 nilai aset keuangan syariah global diproyeksikan
mencapai 3 triliun dolar AS. Perkembangan pasar dan minat instrumen
syariah global tidak hanya terjadi di negara dengan mayoritas
berpenduduk Islam, sebagai contohnya adalah London, Inggris, yang telah
menjadi salah satu kota dengan pangsa sukuk yang besar di dunia.
Potensi secara global tersebut membuktikan bahwa keuangan syariah
merupakan salah satu instrumen investasi yang menarik, sehingga
masyarakat tidak perlu ragu untuk berinvestasi di instrumen syariah yang
ditawarkan oleh pemerintah.
"Saya berharap basis pemberian instrumen investasi berbasis syariah
di Indonesia dapat meluas dan dapat dibandingkan dengan instrumen yang
lain," kata Sri.
Menkeu Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk
berkontribusi dalam pembangunan negara dengan ikut berinvetasi dalam
Sukuk Negara Tabungan Seri ST-001.
"Sukuk Tabungan ST-001 diterbitkan negara, maka memiliki tingkat keamanan yang baik," kata Sri.
Sebagai variasi dari sukuk negara ritel, penerbitan Sukuk Tabungan
ST-001 merupakan langkah yang baik untuk menambah pilihan investasi bagi
masyarakat sekaligus sebagai instrumen pembiayaan APBN bagi negara.
"ST-001 merupakan diversifikasi instrumen, tentu nanti akan ada ST-002 dan seterusnya," ucap Sri.
Sukuk tabungan merupakan produk baru sektor investasi syariah sukuk
negara yang merupakan tabungan investasi orang perseorangan dengan
jangka waktu dua tahun dan imbalan tetap yang dibayarkan tiap bulan.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
Kementerian Keuangan menyebutkan proyeksi awal penjualan Sukuk Tabungan
ST-001 mampu menghasilkan manfaat bagi negara sebesar Rp2 triliun.
Namun, proyeksi awal tersebut dapat berubah karena berdasarkan
survei ke agen-agen penjualan sukuk tabungan menghasilkan angka
kapasitas target hingga Rp3 triliun.
Harga nominal per unit ST-001 adalah Rp1 juta dengan minimum pembelian Rp2 juta serta maksimum pembelian Rp5 miliar.
Investor dapat memesan atau membeli sukuk tabungan selama dua minggu
periode penawaran, yaitu 22 Agustus hingga 2 September 2016. Sukuk
tabungan ST-001 dapat dibeli di 26 agen penjual yang terdiri dari 20
bank dan enam perusahaan efek.
DJPPR menilai sukuk tabungan dari segi risiko sama dengan surat
utang negara konvensional. Selain itu, sukuk tabungan juga tidak
memiliki risiko gagal bayar karena pembayaran pokok dan imbalannya
dijamin penuh oleh negara sesuai ketentuan dalam Pasal 9 Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN.
Secara umum, manfaat penerbitan sukuk tabungan digunakan untuk
membiayai pembangunan proyek APBN seperti jembatan, bendungan, rel
kereta api, sekolah, dan jalan.
Menkeu nyatakan Indonesia perlu manfaatkan peluang keuangan syariah
Jumat, 19 Agustus 2016 16:23 WIB
......Diversifikasi instrumen syariah oleh pemerintah menjadi penting agar tidak tergantung pada satu segmen instrumen atau segmen pasar......