Lhokseumawe, Aceh (ANTARA Jambi) - Korban meninggal dunia akibat
gempa berkekuatan 6,4 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie
Jaya, Aceh, Rabu pagi, sebagian besar tinggal di rumah toko (ruko).
Informasi di Pidie Jaya, warga yang meninggal dunia umumnya menetap
di bangunan rumah toko, sehingga tertimpa reruntuhan bangunan dan tidak
bisa menyelamatkan diri.
Dari data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah Pidie
Jaya, jumlah sementara warga meninggal dunia sebanyak 25 orang,
sedangkan puluhan yang lain dirawat medis di pusat-pusat pelayanan
kesehatan setempat.
Zainal, salah seorang warga Meureudu, ibukota Pidie Jaya,
mengatakan, banyak warga meninggal yang menetap di rumah-toko dan
umumnya di lantai dua, sehingga pada saat gempa terlambat keluar ruko.
"Banyak yang meninggal dunia warga yang tinggal di pertokoan.
Terutama bangunan ruko yang ada di Mereudeu, sedangkan warga yang
tinggal di rumah, belum diketahui ada yang meninggal dunia," kata dia.
Lanjutnya lagi, daerah rusak parah akibat gempa Bumi di Pidie Jaya
adalah, di Ule Glee, Meureude dan Tringgadeng, baik kerusakan berupa
bangunan pertokoan, masjid, maupun rumah.
Sementara, sejumlah pusat pelayanan kesehatan di wilayah Pidie Jaya, dipenuhi oleh warga korban gempa.
"Semua Puskesmas yang ada di Meureudu, sudah penuh dengan korban
gempa. Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya, yang terletak di pinggir
jalan raya Banda Aceh-Medan, Sumut, juga sudah penuh, sehingga harus
dilarikan ke rumah sakit kabupaten tetangga seperti ke rumah sakit di
Pidie dan ke rumah sakit di Kabupaten Bireun," kata dia.
Korban meninggal gempa Aceh kebanyakan bermukim di ruko
Rabu, 7 Desember 2016 12:11 WIB