Jakarta (ANTARA Jambi) - Mabes TNI membantah isu yang berkembang di
media sosial dan WhatsApp terkait ceramah Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo di markas salah satu ormas Islam di Petamburan, Jakarta
Pusat pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu (11/12).
"Dalam kutipan paragraf tersebut, ditulis seolah-olah Panglima TNI
Jenderal Gatot Nurmantyo yang menyampaikan ceramah pada acara Maulid
Nabi Muhammad SAW, namun faktanya ceramah tersebut bukan disampaikan
oleh Panglima TNI," ujar Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto, dalam keterangan
tertulisnya, di Jakarta, Selasa.
Apalagi isi ceramah yang berkembang tersebut sangat tendensius dan
cenderung berupaya memecah belah bangsa serta mengandung ujaran
kebencian. Pihak Mabes TNI menegaskan kabar yang berkembang tersebut
adalah rekayasa.
Kapuspen TNI menjelaskan, pada Minggu (11/12), Panglima TNI
didampingi Ibu Nenny Gatot Nurmantyo mengantar keberangkatan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) beserta Ibu Negara. Menurutnya Jokowi dan Ibu
Negara pada saat itu dalam rangka kunjungan kerja ke India dan Iran, di
Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Pada Senin (12/12), Panglima TNI didampingi pejabat teras Mabes TNI
melaksanakan kunjungan kerja ke Provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD)
untuk meninjau langsung korban gempa bumi yang terjadi di Kabupaten
Pidie Jaya, serta memberikan bantuan berupa makanan cepat saji,
obat-obatan, rumah sakit lapangan, tim medis dan alat berat TNI.
"Pemberitaan tersebut sangat mencemarkan nama baik Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo secara pribadi maupun institusi TNI,"
ucapnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia
lebih waspada dan selektif dalam memilah dan memilih informasi yang
disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab melalui media massa,
khususnya media sosial dan WhatsApp.
"Saya mengajak sesama anak bangsa, agar jangan membuat isu dan
jangan saling menghasut, apalagi dengan mengatasnamakan pejabat Negara
maupun Institusi," katanya.
Ceramah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menyebar di media
sosial dan WhatsApp menyebutkan, "kita wajib berhati-hati karena saat
ini China komunis mulai mengobok-obok negeri ini, mereka memasukan
banyak tenaga kerja ke Indonesia dan minggu lalu Presiden mengingatkan
kepada pengusaha untuk menggunakan Yuan".
"Kita akan telusuri permasalahan ini, sebelum melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya," kata jenderal bintang dua ini.
Panglima TNI bantah ceramah di Petamburan
Selasa, 20 Desember 2016 18:26 WIB