Jakarta (ANTARA Jambi) - Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes
Pol Martinus Sitompul mengatakan bahwa ada indikasi tiga Warga Negara
Indonesia (WNI) yang pergi ke Suriah direkrut untuk bergabung dengan
kelompok ISIS.
"Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri masih memeriksa secara
intensif tiga WNI tersebut," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta,
Selasa.
Menurut Martinus, ketiga WNI tersebut masuk ke Suriah melalui Turki.
"Karena tidak jelas, di sana kemudian dideportasi. Tentu dalam
komunikasi interpol dan hubungan komunikasi dengan Kementerian Luar
Negeri, tiga orang ini dijemput dan diperiksa intensif," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa penyidik punya waktu 7x24 jam untuk melakukan pemeriksaan intensif.
"Apabila dalam penyelidikan tidak ditemukan informasi yang terkait
dengan pekerjaan mereka untuk bergabung dengan ISIS, tentu penyidik
bakal mengembalikan mereka," ujarnya.
Namun, ia melanjutkan, kalau ada bukti mereka merupakan bagian dari
sel atau jaringan yang berafiliasi dengan kelompok ISIS maka polisi
akan menerapkan proses hukum sesuai ketentuan dalam Undang-Undang
tentang Terorisme.
"Termasuk siapa yang melakukan rekrutmen terhadap mereka, siapa
yang mengirim, siapa yang mendanai, dan siapa saja selain mereka yang
sudah berangkat dalam kelompok mereka itu. Saat ini masih dilakukan
pendalaman," ucap Martinus.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol
Rikwanto mengatakan tiga WNI ditangkap di Suriah pada 5 Desember karena
terindikasi akan ikut berperang di negara yang tengah berkonflik
tersebut. Ketiganya kemudian dideportasi melalui Bandara Istanbul,
Turki.
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri langsung menangkap ketiganya di
Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (24/12).
Tiga WNI yang ke Suriah terindikasi bergabung dengan ISIS
Selasa, 27 Desember 2016 18:28 WIB