Jakarta (ANTARA Jambi) - Lembaga Pemasyarakatan khusus narapidana
terorisme di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan dioperasikan
mulai awal tahun 2017, kata pejabat Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT).
"Saat ini pembangunan Lapas Kelas IIB Sentul dalam tahap finishing,"
kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT
MayjenTNI Abdul Rahman Kadir disela Rapat Evaluasi Program Pelaksanaan
Deradikalisasi Tahun 2016 di Jakarta, Kamis.
Lapas kelas II-B tersebut akan menjadi pusat deradikalisasi bagi
napi terorisme yang selama ini tersebar di lembaga pemasyarakatan di
seluruh Indonesia.
"Keberadaan pusat deradikalisasi ini juga untuk menjawab keinginan
banyak pihak agar napi terorisme tidak dicampur dengan napi biasa," kata
Abdul Rahman.
Ia menegaskan bahwa keberadaan lapas khusus napi terorisme
mengharuskan BNPT dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)
Kemenkumham, dalam hal ini Lapas dan Balai Pemasyarakatan (Bapas), wajib
menjalin sinergi dan kerja sama yang lebih baik lagi.
"Ini penting karena menyangkut pelaksanaan program deradikalisasi yang lebih efektif dan tepat sasaran," kata dia.
BNPT sudah menyiapkan modul deradikalisasi menyusul segera
dioperasikannya lapas khusus napi terorisme itu. Selain modul
deradikalisasi, BNPT juga berkewajiban menyiapkan modul materi
pengamanan lapas, sementara modul administrasi lapas disiapkan Ditjen
PAS.
"Saya berharap sinergi BNPT dengan Ditjen PAS bisa semakin baik
demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari penyebaran
paham radikal dan terorisme, khususnya di dalam lapas," kata Abdul
Rahman.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Ditjen PAS
Kemenkumham Ilham Jaya berharap sinergi BNPT dengan Ditjen PAS dapat
memperbaiki pola pembinaan napi terorisme di dalam lapas.
"Bagaimana pun pola pembinaan napi terorisme ini akan berbeda
dengan napi lain karena napi terorisme ini terkait dengan paham atau
ideologi yang ada pada pola pikirnya," ujar Ilham.
Sementara itu, Rapat Evaluasi Program Pelaksanaan Deradikalisasi
Tahun 2016 digelar selama tiga hari, 28-30 Desember, dihadiri 123
peserta meliputi Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas), Balai
Pemasyarakatan (Bapas) se-Indonesia, Ditjen PAS Kemenkumham, dan
akademisi/praktisi.
Abdul Rahman mengatakan dengan mengevaluasi secara komprehensif
desain program, waktu pelaksanaan, capaian dan sasaran, metode serta
materi dan tenaga pelaksana (ahli psikologi, ahli agama) akan
mengefektifkan program deradikalisasi yang dilakukan BNPT.
"Konsep deradikalisasi yang telah terlaksana dari beberapa tahapan
misalnya dari tahap identifikasi, rehabilitasi, reedukasi dan
resosialisasi bisa dibahas bersama dalam forum evaluasi ini. Bagaimana
pun ini menjadi penting karena evaluasi akan mempengaruhi program dan
kinerja di tahun 2017," kata dia.
Lapas khusus napi terorisme beroperasi awal 2017
Kamis, 29 Desember 2016 17:37 WIB