Samarinda, Antarajambi.com - Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di
Provinsi Kalimantan Timur masih tinggi yang mencapai 100 kematian per
100.000 kelahiran, sehingga kondisi ini haru menjadi perhatian serius
dari semua pihak terkait untuk menekan kematian.
"Guna menekan tingginya AKI melahirkan yang masih tinggi, salah
satunya adalah dengan meningkatkan kemampuan para bidan, yakni
memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan medis teknis
kontrasepsi IUD dan implan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
Kaltim Sukaryo Teguh Santoso di Samarinda, Selasa.
Hal itu dikatakan Teguh ditemui setelah membuka pelatihan Medik
Teknsi CTU jenis IUD dan implan terhadap 18 bidan di Kaltim dan Kaltara.
Pelatihan digelar di kantor BKKBN Kaltim.
Dilanjutkannya, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi mengapa
kematian ibu dan bayi ketika lahir/melahirkan sangat tinggi, sepereti
karena terlambat mengambil keputusan dan terlambat merujuk ke rumah
sakit.
Hal yang dominan sebagai penyebab kematian ibu saat melahirkan
adalah 4T, yakni terlalu muda usianya saat melahirkan, terlalu sering
melahirkan, terlalu rapat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan.
Ia menuturkan, sejumlah hal tersebut terjadi akibat tidak adanya
pemahaman, perencanaan, pengaturan kelahiran, dan belum adanya
penjelasan dari tenaga provider kesehatan mengenai kesehatan reproduksi
dan hal lain yang terkait.
"Ini yang harus dipahami, apalagi tenaga kesehatan seperti bidan
tidak hanya memberikan pelayanan kontrasepsi, tetapi mereka juga harus
memberikan konseling dan informasi kepada pasangan usia subur (PUS),"
tuturnya.
Apabila bidan lebih terampil dan memberikan informasi yang benar,
lanjutnya, maka akan dapat menekan angka kematian ibu/bayi. Untuk itu,
bidan perlu mendapatkan pelatihan medis teknis CTU IUD dan implan guna
menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan.
Ia juga mengatakan angka kelahiran bayi di Kaltim saat ini sebesar
1,7 persen per tahun dari total jumlah penduduk yang ada. Persentase ini
dinilai stabil walaupun masih di atas rata-rata kelahiran nasional yang
tercatat 1,49 persen.
"Untuk laju pertumbuhan penduduk di Kaltim masih tinggi yang
mencapai 3,82 persen. Dari jumlah ini, terdapat 2,1 persen merupakan
faktor migrasi dari daerah lain, sedangkan sisanya yang 1,7 persen
adalah dari kelahiran," ucap Teguh.
Guna membantu menekan angka kematian ibu saat melahirkan, maka ia
berpesan kepada para peserta pelatihan terus semangat dan serius
mengikuti pelatihan baik teori maupun praktik, kemudian mampu memberikan
pemahaman kepada masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan hal lain
yang terkait.
Kematian ibu melahirkan capai 100 per 100.000 kelahiran
Selasa, 21 Februari 2017 16:48 WIB