Yogyakarta, Antarajambi.com - Rektor Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta Dwikorita Karnawati mengemukakan akan membagikan 1.000
handphone kepada masyarakat sebagai bagian dari pengembangan teknologi
digital untuk peningkatan layanan kesehatan.
"Rencananya UGM akan membagikan 1.000 handphone (HP) kepada
masyarakat, dan penerima HP dites kesehatannya atau general check up
yang didanai UGM. Hasilnya kemudian direkam di HP sebagai data dasar
mengenai kondisi kesehatan mereka," kata Dwikorita Karnawati, akhir
pekan ini.
Ia mengatakan kondisi kesehatan mereka bisa dipantau melalui
teknologi digital tersebut, dan data itu diproteksi hanya untuk
Indonesia. Aplikasi yang dikembangkan UGM itu diberi nama "Nusa Health".
"Kami buat platform sendiri semacam artificial intellegence atau
otak tiruan, tidak menggunakan teknologi dari luar negeri. Saat ini
sedang proses pengembangan untuk mengolah dan memproses data dari ribuan
pemegang HP tersebut," ujarnya.
Menurut dia, data yang "online" atau daring selama 24 jam dan
melibatkan ribuan orang itu untuk analisis dalam rangka mengetahui tren
pola kesehatan masyarakat dan arah mitigasinya.
Misalnya, seseorang tren kesehatannya akan sakit diabetes, maka
bisa konsultasi dengan dokter melalui HP. Dokter akan memberikan masukan
pencegahan sehingga orang itu tidak perlu masuk rumah sakit.
Ia mengatakan saat ini Nusa Health masih tahap ujicoba dan
Kabupaten Gunung Kidul, DIY, dipilih sebagai "pilot project". Ke depan
juga akan dikembangkan di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo.
"Tantangan dari konsep itu adalah dinamika sosial di tengah
masyarakat. Untuk itu, UGM menerjunkan mahasiswa kuliah kerja nyata
(KKN) untuk melatih," imbuh Dwikorita.
Menurut dia, target dari konsep itu adalah masyarakat yang
kesulitan mengakses fasilitas dan layanan kesehatan. Pada akhir 2017
ditargetkan instalasi sudah siap, dan pada 2019 mulai diberlakukan.
"Saat ini levelnya masih DIY. Ke depan bisa dikembangkan di daerah lain di seluruh Indonesia," tukas Dwikorita.
Selain itu, kata dia, persoalan pangan juga menjadi fokus
kepedulian UGM dalam mengabdi dan memberi peran berbasis riset dan
inovasi. Soal pangan masyarakat perdesaan kalah bersaing dengan produk
di supermarket.
Menurut dia, produk petani secara kualitas memang kalah
dibandingkan produk di supermarket. Oleh karena itu, UGM memiliki konsep
mengangkat produk petani berkualitas sehingga tidak kalah dengan produk
di pasar swalayan.
"UGM saat ini melakukan uji coba dengan memanfaatkan teknolgi
digital untuk membina petani di Boyolali, Jawa Tengah, agar bisa
memiliki stok dan menyuplai produk ke supermarket," katanya.
Ia mengatakan cara membina dan mendampingi sering terhalang jarak
sehingga UGM memanfaatkan teknologi digital untuk pendampingan pertanian
dan penanaman secara produktif.
Jadi, kata dia, targetnya selain membina petani juga memberikan
informasi harga di pasar dan membantu akses ke pasar atau mencarikan
pasar agar petani tidak terjebak tengkulak.
"Saat ini masih proses penyiapan dan uji coba. Pada 2018 diharapkan
bisa dimulai tetapi masih terbatas di DIY," demikian Dwikorita.
UGM akan bagi-bagi 1.000 handphone
Minggu, 26 Maret 2017 13:26 WIB