Jakarta, Antarajambi.com - Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH
IPB Denny Widaya Lukman menganjurkan agar masyarakat khususnya pelaksana
kegiatan kurban tidak menggunakan kantong plastik hitam untuk
membungkus daging kurban sebelum didistribusikan.
"Kresek hitam yang bahan pembuatannya dari daur ulang memang tidak
dianjurkan bersentuhan dengan makanan karena takut terjadi perpindahan
bahan plastik ke dalam daging dan membahayakan jika dikonsumsi," kata
Denny di Jakarta, Rabu.
Ia mengajurkan panitia pelaksana kurban dapat menggunakan kantong
plastik transparan atau lebih baik lagi plastik pembungkus gula daripada
kresek hitam yang juga tidak disarankan oleh BPOM sebagai pembungkus
makanan.
Selain itu, daging kurban juga tidak boleh terkena lantai,
bersentuhan dengan kaki yang kotor maupun alas kaki. Setelah
dipotong-potong, boks atau kotak styrofoam bisa digunakan sebagai
penyimpan daging agar tidak berpotensi terinjak manusia.
Anjuran lainnya yang perlu diperhatikan adalah memisahkan jeroan
hewan dengan bagian daging karena jumlah kuman jeroan jauh lebih banyak.
"Di tempat pemotongan hewan juga jeroan tidak dibersihkan terlebih
dahulu. Makanya sebaiknya dipisahkan dari kantong plastik berisi
daging," ungkapnya.
Denny menjelaskan ada dua jenis jeroan yang sebaiknya dipisah, yakni
jeroan merah terdiri dari hati, kantong limpa, paru dan ginjal serta
jeoran hijau terdiri dari babat dan usus.
Menurut dia, pelaksana kurban harus memerhatikan tiga aspek kegiatan
kurban yang sesuai prinsip kesejahteraan hewan, yakni tempat
penampungan hewan sementara, tempat penyembelihan, dan tempat penanganan
daging.
Dengan memerhatikan persiapan fasilitas kegiatan kurban dan
penyajian daging yang baik, masyarakat bisa menikmati daging kurban yang
memenuhi aspek aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
Pakar: daging kurban jangan dibungkus kresek hitam
Kamis, 31 Agustus 2017 8:31 WIB