Wakil Kepala Badan
Manajemen NEMA Brigadir Jenderal G. Ariunbuyan mengatakan 10 jenazah itu
ditemukan di ketinggian 3.200 hingga 3.450 meter dari permukaan laut
(dpl), dan mereka ada kemungkinan jatuh dari tebing.
Sebanyak
17 orang Mongolia itu, termasuk tujuh wanita, adalah salah satu di
antara 27 kelompok pendaki yang berhasil berada di puncak Gunung
Otgontenger, namun mereka mengalami peristiwa naas manakala salju
longsor di saat mereka menuju perjalanan pulang.
Layanan
darurat lokal, menurut dia, segera meluncurkan operasi penyelamatan
pada hari itu juga, dan NEMA juga mengadakan pertemuan darurat guna
mengirim tim penguat pasca-informasi penemuan jenazah pada pukul 02:30
waktu setempat.
Saat ini lebih dari 100 orang
sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan dibantu dua
helikopter dan peralatan lainnya. Namun, mereka terkendala cuaca dingin
dan berangin di Otgontenger, sehingga tim penyelamat memutuskan untuk
menghentikan operasi sampai hari berikutnya.
Menteri
Lingkungan dan Pariwisata Mongolia Namsrai Tserenbat menekankan bahwa
pendakian ke Gunung Otgontenger dilarang sudah sejak 2015.
Sedangkan,
Perdana Menteri Mongolia Ulziisaikhan Enkhtuvshin, yang juga memimpin
Komisi Situasi Darurat Negara Bagian, menginstruksikan Mayor Jenderal T.
Badral selaku Kepala NEMA segera mengintensifkan pencarian.
Otgontenger
rerata berada di ketinggian 4.008 meter dpl, dan satu-satunya puncak di
wilayah Khangai yang ditutup gletser permanen, demikian laporan kantor
berita Xinhua China.