Jakarta, Antarajambi.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 46 poin
menjadi Rp13.534 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.580 per dolar
Amerika Serikat.
"Rupiah menguat seiring sentimen positif dari dalam negeri mengenai
peringkat kemudahan berusaha yang membaik," kata Analis Binaartha
Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa Bank Dunia menyatakan percepatan reformasi
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memberikan dampak positif.
Kondisi itu membuat Indonesia mencatat peringkat kemudahan berusaha naik menjadi 72 dari posisi 91 dari 190 negara.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah relatif terbatas
menyusul adanya persepsi rendahnya inflasi di Indonesia akan membuka
ruang bagi Bank Indonesia untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga
acuannya, yang dapat membuat pergerakan rupiah tertahan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Oktober 2017
sebesar 0,01 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender
Januari-Oktober 2017 mencapai 2,67 persen dan inflasi tahunan (year on
year) sebesar 3,58 persen.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan
bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang cukup kondusif menjaga
stabilitas rupiah.
"Rupiah stabil di tengah peluang kenaikan suku bunga AS," katanya.
Secara global, lanjut dia, optimisme pertumbuhan ekonomi dunia yang
terus membaik juga turut mendorong mata uang selain dolar AS meningkat
seperti euro, sehingga menahan apresiasi dolar AS.
Rupiah menguat 46 poin menjadi Rp13.534
Kamis, 2 November 2017 12:16 WIB