Jambi (Antaranews Jambi) - Pengembangan Bandara Depati Parbo, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, masih terkendala pembebasan lahan karena sebagian warga belum bersedia lahannya dibebaskan.
"Kita terkendala bukan di anggaran, tapi masyarakat tidak mau melepas tanahnya. Untuk itu kami meminta bantuan Pemda Kabupaten Kerinci untuk menyosialisasikan kepada masyarakat setempat terkait pengembangan bandara itu," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jambi M Dianto di Jambi, Kamis.
Sekda mengatakan membeli tanah di Kabupaten Kerinci tidaklah mudah. Apalagi untuk membebaskan lahan demi kepentingan bandara. Bahkan target untuk pembebasan lahan padat tahun 2017 tidak tercapai.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi Varial Adhi Putra mengatakan untuk pengembangan Bandara Depati Parbo Kerinci diperlukan lahan seluas 30 hektare. Namun yang berhasil dibebaskan pada 2017 baru sekitar delapan hektare.
"Ini terkendala pada kesulitan pemetaan juga.?Nanti di tahun 2019 akan kembali dianggarkan untuk pembebasan lahan," katanya.
Varial menjelaskan, selama ini Bandara Depati Parbo hanya bisa digunakan oleh pesawat-pesawat tipe kecil atau hanya sebagai bandara perintis.?Sementara untuk pesawat besar belum bisa mendarat di bandara tersebut.
Namun?Jika pengembangan bandara dilakukan, tentu akan menambah jumlah penerbangan serta jumlah tipe pesawat yang bisa mendarat. Sebab, akan dilakukan penambahan panjang landasan pacu (runway) serta bangunan dan sarana penunjang lainnya.
"Berapa panjang runway yang akan ditambah tentu tergantung dengan pengembangan bandara itu sendiri. Untuk itu pengembangan bandara ini sangat dibutuhkan, dan membutuhkan penambahan lahan bandara yang lebih luas," katanya.***
Pengembangan bandara Kerinci terkendala pembebasan lahan
Kamis, 22 Februari 2018 15:26 WIB