Jambi (Antaranews Jambi) - Akademisi Universitas Jambi Prof Zulkifli Alamsyah menilai program Desa Mandiri Cegah Api telah mengubah pola pembukaan lahan perkebunan baru dengan sekat bakar yang selama ini dilakukan masyarakat di pedesaan.
"Melalui program tersebut dari perusahaan paling tidak mampu mengubah persepsi masyarakat untuk memulai membuka lahan dengan cara yang baik atau dengan tidak melakukan sekat bakar," kata Prof Zulkifli Alamsyah dalam kegiatan implementasi program pencegahan kebakaran berbasis Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) di Desa Sumber Agung, Kecamatan Sungaigelam, Muarojambi, Jambi, Rabu.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit Minamas Plantation menggandeng Universitas Jambi dalam menjalankan program pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis masyarakat melalui program DMCA.
Kerja sama itu dilakukan melalui anak perusahaan Minamas, PT Bahari Gembira Ria (BGR) dengan melibatkan berbagai peneliti dan akademisi Universitas Jambi yang melakukan pendampingan terhadap masyarakat desa di sekitar kawasan konsesi perusahaan itu.
"Selama ini masyarakat membuka lahan dengan cara membakar, karena itu yang paling murah, tapi dalam implementasi program ini kita mengubah pola masyarakat dan saat ini sudah menghasilkan persepsi bertani secara baik, yaitu pengelolaan dan pembukaan lahan perkebunan dengan cara tidak membakar," katanya.
Zulkifli Alamsyah yang merupakan Wakil Rektor Bidang Perencanaan Kerja Sama, Komunikasi dan Informasi Universitas Jambi itu mengatakan, kerja sama yang dilakukan antara kedua institusi perguruan tinggi dan perusahaan itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengelola lahan perkebunan secara berkelanjutan.
Sebagai institusi perguruan tinggi menurut dia, Universitas Jambi berusaha menghasilkan sumber daya manusia generasi muda yang berkontribusi terhadap pembangunan melalui berbagai pendampingan masyarakat desa dalam peningkatan kapasitas dan sumber perekonomian masyarakat.
"Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat sehingga berdampak positif terhadap masyarakat itu sendiri untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan," kata dia.
Sementara itu, Head Plantation Operations Minamas Plantation, Roslin Azmy Hassan mengatakan, kerja sama antara kedua institusi tersebut terbukti telah mengurangi kebiasaan masyarakat dengan cara membakar dalam membuka lahan baru.
Manfaat program DMCA tersebut dirasakan oleh seluruh penduduk di empat desa di sekitar kawasan konsesi perusahaan, yakni Desa Sumber Agung, Desa Parit, Desa Arang-Arang dan Desa Gambut Jaya di Kecamatan Sungaigelam.
Di desa-desa tersebut sejak tahun 2011-2016 rata-rata terjadi kebakaran besar atau hampir dua kali dalam setahun karena 60 persen lahan merupakan berada di areal gambut.
Para pendamping dari Universitas Jambi kata dia, juga akan terus memastikan adanya peningkatan dan keterlibatan pemahaman masyarakat dengan mengenai praktik-praktik pertanian secara berkelanjutan.
"Sejak program DMCA berjalan, masyarakat memulai mengembangkan praktik membuka lahan tanpa bakar. Selain itu masyarakat desa juga mendapatkan ilmu baru tentang pola menanam dengan sistem `zero burning`," kata Roslin.***
Akademisi: DMCA ubah pola pembukaan lahan sekat bakar
Rabu, 4 April 2018 20:23 WIB