"Mata uang kuat Asia seperti dolar HongKong dan dolar Singapura yang melemah terhadap dolar AS menjadi sentimen pelemahan rupiah," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.
Di sisi lain, lanjut dia, neraca perdagangan pada Agustus 2018, yang defisit 1,02 miliar dolar AS, turut mendukung fundamental rupiah menurun.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS, yang lebih rendah dibandingkan Juli 2018 sebesar 2,01 miliar dolar AS.
Dari eksternal, Lana mengemukakan penerapan tarif impor Amerika Serikat untuk tahap kedua membuat Pemerintah Tiongkok berang dan mengancam untuk menarik diri dari pembicaraan perdagangan penyelesaian tarif tahap pertama yang sedang berlangsung.
"Ancaman pengenaan tarif impor untuk Tiongkok masih menjadi faktor ketidakpastian global yang menjadi sentimen negatif pasar," katanya.
Namun, lanjut dia, kemungkinan rupiah masih dalam penjagaan Bank Indonesia dan bergerak menuju dalam kisaran yang sempit.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah jadi Rp14.889
Baca juga: Dolar AS melemah tertekan meningkatnya ketegangan perdagangan