Jambi (ANTARA) - Brigade Pengendalian Kebakaran (Brigdalkar) Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Taha Syaifudin kekurangan peralatan pemadaman kebakaran, sehingga bila terjadi kebakaran tidak ada tangki dan mesin pompa air yang dipakai .
“Saat ini kita hanya memiliki lima unit kendaraan roda dua dan satu unit mobilisasi untuk melakukan patroli, sementara jika terjadi kebakaran kita tidak memiliki tangki dan mesin pompa air untuk melakukan pemadaman,” kata Ketua Brigdalkar Tahura Sultan Taha Syaifudin Sandi di Jambi, Jumat (5/7).
Sementara kawasan tahura tersebut saat ini rawan dan terancam akan terjadinya kebakaran. Dimana di beberapa kawasan Tahura terdapat aktifitas penambangan minyak secara ilegal yang sewaktu-waktu dapat memicu terjadinya kebakaran. Selain itu, di beberapa titik lokasi dalam kawasan Tahura terdapat lokasi pembakaran arang yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga aktifitas tersebut sangat berbahaya, terlebih sebagian besar vegetasi di Tahura tersebut saat ini dalam keadaan kering.
Sehingga hal tersebut memerlukan kesigapan petugas Brigdalkar dalam melakukan patroli, dan patroli tersebut dilakukan secara rutin agar aktifitas para oknum tersebut dapat diminimalisir. Adapun kawasan tahuran yang termasuk dalam wilayah rawan kebakaran yakni kawasan tahura yang berada di Desa Bungku dan Pompa air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari. karena di kawasan tersebut terdapat aktifitas penambangan minyak secara ilegal. Selain itu, di kawasan pal 10 sampai dengan pal 15 senami juga merupakan kawasan rawan kebakaran, karena di beberapa titik dalam wilayah itu terdapat aktifitas pembakaran arang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ia menjelaskan, minimnya peralatan pemadaman karena Brigdalkar Tahura baru dibentuk pada tanggal 5 Maret lalu, sehingga saat ini masih dalam proses melengkapi sarana dan prasarana pemadaman. Meski demikian petugas Brigdalkar Tahura yang berjumlah 15 orang tersebut harus tetap sigap dan waspada jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di kawasan Tahura.
Adapun sarana dan prasarana yang saat ini sangat dibutuhkan yakni, dua unit pompa air jinjing, kendaraan roda dua jenis off road, kendaraan operasional pengangkutan anggota dan peralatan, serta tangki air.
Dari 15.830 hektare kawasan Tahura, sekitar 200 hektare lebih kawasan tahura tersebut masuk dalam wilayah rawan Karhutla. Dimana wilayah tersebut didominasi oleh lokasi penambangan minyak secara ilegal dan lokasi pembakaran arang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun jika terjadi kebakaran ribuan hektare kawasan tahura terancam terbakar mengingat saat ini kondisi cuaca yang sudah memasuki musim panas.
“Sekitar 200 hektare kawasan tahura di jadikan lokasi penambangan minyak secara ilegal dan sekitar lima hektare kawasan merupakan lokasi pembakaran arang, jika tidak dilakukan patroli mereka terus melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran itu,” kata Sandi.
Selain itu, minimnya sumber air di kawasan tahura tersebut juga menjadi kendala bagi petugas Brigdalkar melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran, sehingga tangki air sangat dibutuhkan sebagai penampungan air sementara.
Brigdalkar Tahura Sultan Taha kekurangan peralatan pemadam api
Jumat, 5 Juli 2019 19:33 WIB