"Persiapan (sistem pertahanan secara dini, red) pada masa damai, agar siap dioperasionalkan sewaktu-waktu pada masa perang atau situasi kontingensi," kata Menhan Ryamizard Ryacudu membuka kegiatan simposium penataan wilayah pertahanan dalam rangka mewujudkan pertahanan negara yang tangguh, di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menhan bicara soal bahaya perang "mindset" di IIDSS
Baca juga: Ryamizard Ryacudu: Ambil alih inisiatif atasi terorisme
Baca juga: Menhan: perangi teroris jadi dasar bangun kerja sama Indo-Pasifik
Penyiapan itu kata dia, membuat bangsa lebih siap menghadapi berbagai ancaman keamanan dengan cara dan metode penanganan yang tepat.
"Artinya apapun ancamannya maka sishankamrata solusinya, tinggal disesuaikan dengan eskalasinya yang melibatkan komponen utama, cadangan dan pendukung secara total," kata dia.
Sekarang ini, kata Menhan terdapat tiga dimensi ancaman keamanan bangsa yang perlu diwaspadai, dimensi pertama yaitu ancaman belum nyata atau perang antar negara.
Selanjutnya, acaman nyata, diantaranya yakni aksi teror, narkoba, perang siber, dan kebencanaan. Dimensi ancaman ketiga yakni perang ideologi yang membahayakan serta merusak "mindset" bangsa.
"Ancaman mindset ini berbahaya secara terstruktur, sistematis, dan masif untuk mempengaruhi masyarakat," ujarnya.