Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat terjadinya deflasi pada November 2019 sebesar 0,16 persen di Jambi yang disebabkan oleh turunnya harga beberapa bahan makanan.
"Dalam pembentukan deflasi Kota Jambi sebesar 0,16 persen, andil terbesar adalah dari kelompok bahan makanan," kata Kepala BPS Provinsi Jambi Dadang Hardiawan di Jambi, Selasa.
Dadang mengatakan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,18 persen dalam periode ini disusul kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang menyumbang deflasi 0,04 persen.
Selain itu, kelompok lainnya yang juga mengalami deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen dan kelompok sandang yang ikut menyumbang deflasi 0,0004 persen.
Dengan deflasi tersebut, maka inflasi tahun kalender Januari-November 2019 di Jambi tercatat sebesar 0,88 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,87 persen.
Sementara itu, dari 23 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera, hanya lima kota yang mengalami inflasi pada November 2019.
Inflasi tertinggi di Sumatera terjadi di Kota Metro Provinsi Lampung sebesar 0,36 persen dan terendah terjadi di Kota Lhokseumawe, NAD, sebesar 0,02 persen.
Secara keseluruhan, dari 82 kota IHK di Indonesia, sebanyak 57 kota mengalami inflasi pada November 2019. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 3,30 persen dan terendah di Kota Malang sebesar 0,01 persen.
Sebelumnya, BPS mencatat laju inflasi nasional pada November 2019 sebesar 0,14 persen yang dipicu kenaikan harga bahan makanan seperti bawang merah, tomat sayur, ayam ras dan telur ayam ras.
Kelompok bahan makanan penyumbang deflasi di Jambi, kata BPS
Selasa, 3 Desember 2019 21:13 WIB