Jambi (ANTARA) - Debit air Sungai Batanghari dalam sepekan terakhir meningkat, akibatnya belasan desa di Kabupaten Batanghari terendam banjir.
"Ada 16 desa yang terkena dampak, tersebar di enam kecamatan," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari, Samral di Batanghari, Rabu.
Desa yang terdampak banjir tersebut merupakan desa yang berada di bantaran Sungai Batanghari. Diantaranya Desa Benteng dan Desa Sengkati di Kecamatan Mersam.
Desa Olak Jong, Olak Besar, Aur Gading, dan Karmeo di kecamatan Batin XXIV. Desa desa Danau Embat di kecamatan Maro Sebo Ilir, Desa Rambutan Masam dan Ampelu di Kecamatan Muara Tembesi, dan Kelurahan Pasar Baru di kecamatan Muara Bulian.
Samral menjelaskan, belasan desa tersebut merupakan daerah aliran sungai (DAS) yang memang sangat rentan ketika air sungai Batanghari naik. Pada saat musim penghujan seperti saat ini, debit air Sungai Batanghari berfluktuatif.
"Jadi kalau air naik sedikit saja, memang sudah tergenang air, tapi belasan desa ini merupakan data sementara, bisa saja bertambah atau berkurang sesuai dengan tinggi muka air (TMA)," ungkap Samral.
Sementara itu, BPBD Batanghari akan melakukan monitoring ke desa-desa yang rawan terdampak banjir. Karena data belasan desa yang terdampak banjir tersebut merupakan desa yang melapor ke BPBD.
Meski desa-desa tersebut terdampak banjir, namun tidak melumpuhkan aktifitas masyarakat, karena genangan air yg terjadi belum begitu tinggi.
BPBD Batanghari menghimbau agar masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai untuk waspada. Mengingat debit air Sungai Batanghari yang sewaktu-waktu dapat meningkat drastis karena air kiriman dari hulu sungai.
Saat ini Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Batanghari berdasarkan APKA di Dermaga Muara Bulian pada pukul 07.00 WIB, setinggi 274 centimeter. Secara berkala TMA Sungai Batanghari tersebut dilakukan pemantauan oleh petugas BPBD.
Debit air Sungai Batanghari meningkat, belasan desa terendam banjir luapan
Rabu, 29 Januari 2020 12:26 WIB