Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) periode 2021-2023 sebagai bentuk kepercayaan dunia internasional.
Pemilihan tersebut diselenggarakan di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat pada 17 Juni 2020 waktu setempat.
Menurut Fadjroel, dunia internasional melalui PBB secara terhormat sudah menempatkan Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB (2019-2020), Dewan HAM PBB (2020-2022), dan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (2021-2023).
Baca juga: Indonesia terpilih jadi anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB
"Pemerintah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kementerian Luar Negeri di bawah pimpinan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beserta jajarannya dan dukungan kolaboratif kabinet Indonesia Maju dalam pelaksanaan diplomasi Indonesia serta seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Fadrjoel.
Berbeda dengan proses sebelumnya, pemilihan kali ini diselenggarakan tanpa sidang pleno sebagai bentuk pencegahan penyebaran COVID-19. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari masing-masing Perutusan Tetap di New York hadir untuk memberikan suara
"Kepercayaan lembaga inteenasional dan dunia internasional ini semakin mengukuhkan prinsip pemerintah Indonesia di dalam pembukaan konsitusi UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," tambah Fadjroel.
Dalam pemilihan tersebut, Indonesia mendapatkan 186 suara dari total 190 suara. Selain itu, Jepang dan Kepulauan Solomon ikut terpilih mewakili Kelompok Asia-Pasifik.
Sementara, Guatemala, Bolivia, Argentina, dan Meksiko, terpilih mewakili Kelompok Amerika Latin dan Karibia; Bulgaria terpilih di Kelompok Eropa Timur; Libya, Liberia, Nigeria, Madagaskar, dan Zimbabwe terpilih di Kelompok Afrika dan pada Kelompok Eropa Barat dan lainnya, Austria, Jerman, Portugal, Inggris, dan Prancis sebagai negara yang terpilih.
Baca juga: Jelang akhir masa kerja Jokowi, Indonesia kembali ukir prestasi di PBB
Terpilih menjadi anggota ECOSOC, Indonesia akan terus aktif dalam upaya pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 2030. Selain itu, isu-isu strategis pada badan-badan khusus di bawah ECOSOC di antaranya FAO, WHO, IMO, ICAO, dan IAEA akan menjadi perhatian utama Indonesia.
Terpilihnya Indonesia di ECOSOC memiliki arti penting di antaranya, pertama, pemanfaatan ECOSOC dalam mendorong upaya pemulihan ekonomi dan sosial pasca pandemi COVID-19; refleksi kepemimpinan global Indonesia dalam mendorong akselerasi pencapaian SDGs; serta pemajuan program prioritas nasional yang sejalan dengan SDGs sekaligus berkontribusi dalam transformasi ekonomi, khususnya pada sektor ekonomi mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa.
Indonesia sebelumnya sempat juga terpilih menjadi anggota ECOSOC pada periode 1956-1958; 1969-1971; 1974-1975; 1979-1981; 1984-1986; 1989-1991; 1994-1996; 1999-2001; 2004-2006; 2007-2009, 2012-2024. Dengan begitu, Indonesia sudah 12 kali menjadi anggota ECOSOC .
Selain itu, Indonesia telah menjadi dua kali dipercaya menjadi Presiden ECOSOC, yakni pada 1970 dan 2000. Sedangkan pada 1969, 1999, dan 2012, RI ditunjuk menjadi wakil presiden ECOSOC.
Baca juga: Terpilih anggota Dewan HAM, Indonesia berjuang untuk keadilan sosial