Jambi (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi terpantau melambat akibat pandemi COVID-19. Penyebaran virus yang berlangsung sangat cepat, mendorong berbagai negara menerapkan pembatasan kegiatan hingga kebijakan lockdown.
Akibatnya, terjadi penurunan aktivitas perjalanan, operasional industri, investasi dan ekspektasi konsumen sehingga menimbulkan shock terhadap penawaran dan permintaan agregat, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Bayu Martanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Jambi, Kamis.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I 2020 tumbuh 1,65 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,59 persen (yoy) juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2019 sebesar 4,69 persen (yoy).
Dijelaskan Bayu, pembatasan pergerakan manusia dan industri mengakibatkan penurunan permintaan baik dari sisi eksternal maupun domestik. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga.
Risiko penyebaran COVID-19 juga menimbulkan pesimisme terhadap pelaku usaha sehingga kinerja investasi mengalami penurunan.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah terpantau meningkat didorong ekspansi keuangan pemerintah terkait penanganan dampak COVID-19.
Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam penguatan perlindungan sosial dan stimulus ekonomi a.l melalui refocusing dan realokasi anggaran belanja untuk percepatan penanganan dampak Covid-19.
Kemudian secara sektoral, kata Bayu, perlambatan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha kecuali pertanian, informasi dan komunikasi serta pengadaan air.
Dimana penurunan permintaan sejalan dengan melambatnya pertumbuhan lapangan usaha pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan. Di sisi lain, penerapan pembatasan sosial mendorong perbaikan kinerja lapangan usaha informasi dan komunikasi serta lapangan usaha pengadaan air.
Sementara meningkatnya pertumbuhan lapangan usaha pertanian seiring berlangsungnya panen raya tanaman pangan.
Bayu mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020 diperkirakan melambat dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan kinerja ekonomi daerah terutama disebabkan oleh meluasnya penyebaran COVID-19.
Permintaan eksternal dan domestik diperkirakan masih mengalami penurunan, sehingga berdampak pada pelemahan konsumsi swasta dan perdagangan eksternal Provinsi Jambi. Meskipun konsumsi pemerintah dalam rangka penanganan COVID-19 akan menahan penurunan ekonomi daerah lebih lanjut.
Untuk keseluruhan tahun 2020, lanjut Bayu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi juga diperkirakan mengalami perlambatan. Penurunan kinerja ekonomi daerah terutama dipengaruhi oleh dampak outbreak COVID-19.
"Kebijakan lockdown dan pembatasan sosial dalam rangka penanganan COVID-19 menjadi faktor utama yang menahan perbaikan ekonomi daerah," kata Bayu.***
Dampak COVID-19, pertumbuhan ekonomi Jambi melambat
Kamis, 18 Juni 2020 13:12 WIB