Ankara (ANTARA) - Sekitar 8.000 orang tewas dalam perang kontroversial Filipina melawan narkoba sejak 2016, menurut data terbaru pemerintah pada Kamis.
Sedikitnya 1,29 juta orang menyerah selama operasi, kata kepala kepolisian.
"Kami terus menggencarkan operasi melawan obat-obatan terlarang," lanjutnya.
Cascolan menambahkan bahwa polisi telah meningkatkan kampanye melawan kriminalitas, narkoba, serta maraknya aksi kejahatan dengan kendaraan bermotor.
Cascolan juga mengatakan polisi "baru-baru ini berhasil menangkap lima teroris garis keras."
Perang melawan narkoba yang digagas oleh pemerintah Presiden Rodrigo Duterte diluncurkan tak lama setelah pelantikan Juni 2016.
Kebijakan tersebut bertujuan "menetralisasi jumlah narkoba ilegal secara nasional", namun menuai kecaman keras dari kelompok HAM.
Menurut Human Rights Watch (HRW), perang narkoba ala Duterte telah merenggut lebih dari 12.000 nyawa, kebanyakan warga miskin di kota.
HRW menuding Kepolisian Nasional Filipina "memalsukan bukti demi membenarkan pembunuhan tidak sah" dan mengkaitkan sedikitnya 2.555 pembunuhan dengan pihak kepolisian.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Duterte longgarkan larangan perjalanan bagi pekerja kesehatan Filipina
Baca juga: Duterte pertahankan aturan jaga jarak satu meter di Filipina