Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat namun masih berpeluang mengalami koreksi.
"Meskipun sentimen terhadap aset berisiko membaik karena indeks saham AS berhasil menguat kemarin, tapi rupiah kelihatannya masih bisa tertekan hari ini terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ariston menuturkan, pasar masih mengkhawatirkan peningkatan kasus COVID-19 di dunia dan di Tanah Air yang bisa membatasi pemulihan ekonomi.
Selain itu, lanjut Ariston, pasar masih merespon negatif terhadap kemungkinan perilisan stimulus fiskal AS yang lebih lama dan lebih sedikit nilainya.
"Perilisan stimulus AS yang cepat dan besar bisa meningkatkan kepercayaan invewstor untuk masuk ke aset berisiko," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.030 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.
Pada Kamis (28/1) lalu, rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.078 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.050 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis sore melemah, tertekan kebijakan The Fed tahan suku bunga
Baca juga: BI: Hati-hati dan hindari pengunaan alat pembayaran selain rupiah