Jambi (ANTARA) - Jumlah transaksi di pasar modal yang dilakukan oleh investor Jambi sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 10,3 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Provinsi Jambi, Fasha Fauziah Jumat (25/3) di Jambi menyebutkan, nilai transkasi pasar modal tertinggi terjadi pada Desember lalu yakni mencapai Rp 2,8 triliun. Mengalami peningkatan sangat besar dibandingkan pada November 2020 lalu yakni sebesar Rp 1,8 triliun.
Sejak pandemi dimulai Februari 2020 lalu, transaksi di pasar modal sempat menurun seiring dengan melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG). Penurunan terjadi pada bulan Maret dan Mei 2020. Sebaliknya kenaikan nilai transaksi mulai melejit kembali sejak Juni 2020 hingga desember 2020.
“Awal-awal tahun 2020 lalu nilai transaksi biasanya tembus Rp 300 miliar hingga Rp 900 miliaran. Meningkat pesat menjelang dua bulan terakhir 2020 mencapai Rp 2 triliun,” terang Fasha.
Peningkatan transaksi di pasar modal ini dikatakan Fasha saat Media Gathering kemarin juga imbas dari pandemi karena banyaknya masyarakat yang tidak bisa menggunakan uangnya untuk keperluan konsumtif karena adanya pembatasan mobilitas. Sehingga masyarakat memilih untuk menginvestasikan uangnya melalui pasar modal .
“Kalau dibandingkan dengan Provinsi lain, nilai transaksi Jambi masuk 10 besar nilai transaksi tertinggi,” ujar Fasha.
Kenaikan jumlah investor dan nilai transaksi di pasar modal ini dikatakan Fasha tak terlepas dari peran berbagai pihak. Salah satunya media massa di Jambi yang sudah membantu meneruskan informasi edukasi mengenai pasar modal kepada masyarakat.
Selain itu BEI Jambi juga masih rutin melakukan edukasi, sepanjang 2020 hingga Maret 2021 ini edukasi dilakukan secara virtual. Sepanjang tahun 2020 , BEI Jambi sudah mengadakan 274 edukasi dengan peserta sebanyak 38.143 peserta dari berbagai kalangan. Sedangkan pada 2021 ini kegiatan edukasi yang sudah dilakukan secara virtual sebanyak 108 dengan jumlah peserta 8.257 orang.