Jayapura (ANTARA) - Komandan Korem (Dandrem) 172/Praja Wira Yakthi (PWY) Brigjen TNI Izak Pangemanan menyatakan empat prajurit TNI yang terluka tembak di Serambakon, Pegunungan Bintang, Selasa (18/5) malam, akibat rekoset atau pantulan peluru yang ditembakkan terkena aspal, kemudian memantul hingga terkena kaki korban.
"Saya sudah menanyakan ke prajurit yang dirawat di RST Marthen Indey, dan ditarik kesimpulan luka tersebut akibat rekoset saat baku tembak dengan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata)," kata Brigjen TNI Izak Pangemanan kepada ANTARA, di Jayapura, Kamis.
Dia menjelaskan, empat korban saat baku tembak dengan KKB dari ketinggian itu, sedang mendorong mobil yang mogok.
Mobil yang mereka tumpangi mogok saat hendak melintas di Jembatan 2 Surambakon, yang kemudian ditembaki, ujar Izak seraya menambahkan, saat baku tembak terjadi kemungkinan peluru yang ditembakkan kena aspal dan memantul sehingga mengenai kaki korban.
Anggota yang tidak mendorong mobil tidak kena tembak, kata Brigjen Izak.
Danrem 172 itu menegaskan, penyelidikan terkait kasus kontak tembak di wilayah Pegunungan Bintang masih terus dilakukan untuk mengungkap faktor lainnya.
"Siapa pun kelompok itu akan dilakukan pengejaran, karena akan meresahkan warga sipil lainnya," katanya lagi.
Baku tembak antara KKB dengan anggota Yonif 403/WP dan Satgas Mobile Yonif 310/KK, Selasa (18/5) malam, saat melintas di Jembatan Kayu 2, Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Empat anggota yang terluka adalah Serka Dian Hardiana dan Praka Kuku Ismail dari Yonif 310/KK, dan Serda Sukrisdianto serta Pratu Romi dari Yonif 403/WP.