Jambi (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi mendorong diversifikasi pangan atau modifikasi pangan lokal untuk mendukung program pencegahan dan pengurangan kekerdilan.
"Modifikasi pangan sangat penting karena pangan lokal sarat akan kaya gizi, umbi-umbian sebagai sumber prebiotik untuk meningkatkan imunitas," kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi Hesnidar Haris di Jambi, Rabu.
Hesnidar yang juga Ketua Dekranasda Provinsi Jambi itu, menegaskan untuk membuat kenyang tidak hanya dengan beras atau nasi. Berbagai pangan lokal juga bisa menjadi pilihan dan bagian yang harus diketahui masyarakat.
Untuk mendukung program modifikasi pangan untuk keluarga itu, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi secara khusus menggulirkan gerakan diversifikasi pangan lokal dengan tema "Sehat Bahagia Dengan Pangan Lokal".
Perempuan yang akrab disapa Hajah Hesti itu, menjelaskan semua pihak harus bekerja sama untuk mengampanyekan mengurangi konsumsi nasi dengan beralih ke pangan lokal yang beragam dan bergizi.
"Sumber karbohidrat bukan hanya dari nasi, bisa beralih ke kentang, singkong, dan ubi, jagung, pisang, sagu dan talas,” katanya.
Keenam komoditas tersebut dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Sebagai perbandingan, satu porsi nasi berukuran 100 gram setara dengan 1,5 potong singkong seberat 120 gram, kemudian satu buah talas besar dengan berat 125 gram sebanding dengan satu porsi nasi.
Untuk jagung membutuhkan tiga buah jagung ukuran sedang agar setara dengan satu porsi nasi. Satu porsi nasi setara dengan dua buah kentang (210 gram) sedangkan dua buah pisang (117 gram) setara dengan seporsi nasi, serta seporsi nasi sebanding dengan 50 gram sagu.
Beragam pangan lokal sumber karbohidrat nonberas ini selain mengenyangkan juga menyehatkan, sehingga bagi yang ingin melakukan diet juga baik untuk mengonsumsi pangan lokal tersebut.
"Tentu disertai dengan olahraga yang teratur dan gaya hidup sehat," katanya.
Pola hidup sehat, katanya, bukan hal yang mudah diterapkan di masyarakat yang mayoritas mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
Faktanya, katanya, seseorang bila belum makan nasi belum kenyang. Kondisi itu menjadi pekerjaan rumah untuk mulai mengubah itu bahwa sumber karbohidrat tidak hanya dari nasi, tetapi masih ada yang lainnya.
"Kini terlihat adanya kecenderungan makanan tradisional makin tergeser oleh makanan modern, namun makanan tradisional masih dapat bertahan, karena masih adanya keterkaitan dengan adat dan budaya masyarakat," katanya.
Pada kesempatan itu, ia mengimbau kepada setiap unit kerja di pemerintahan yang terkait dengan ketahanan pangan dan kelompok masyarakat, melakukan sosialisasi maupun gerakan secara terus-menerus untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
PKK Provinsi Jambi dorong diversifikasi pangan lokal untuk dukung cegah kekerdilan
Rabu, 17 November 2021 18:45 WIB