Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi mengusulkan lahan pertanian untuk kegiatan optimasi lahan (opla) seluas 7.000 hektare kepada Kementerian Pertanian (Kementan) guna mendukung program swasembada pangan nasional.
Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Jambi Rumusdar di Jambi, Jumat, mengatakan program opla menyasar lahan tidur dan lahan yang sudah ditanami, namun belum bisa memenuhi target IP 300 atau tiga kali tanam dalam setahun.
"Kalau program optimasi ini petani harus bisa menanam tiga kali setahun, guna membantu program surplus pangan di Indonesia," katanya.
Menurut dia, untuk wilayah Jambi, program tersebut sudah dibagi dalam 10 daerah, kecuali Kota Jambi.
Kegiatan optimasi ini akan menerapkan sistem musim tanam sama seperti program yang sudah berjalan.
Kegiatan opla nantinya akan diawasi langsung oleh tim khusus sebagai penanggung jawab, dan di Provinsi Jambi bakal ada tiga lembaga yang ditunjuk.
Tiga lembaga itu dari Direktorat Buah dan Florikultura, Balai Sertifikasi Instrumen Pertanian, dan Politeknik Pembangunan Pertanian.
Lembaga tersebut berbagi wilayah pengawasan, tapi masing-masing membawahi tiga sampai empat kabupaten.
Upaya menyukseskan program ini, pemerintah melakukan upaya melalui dana bantuan yang digelontorkan pemerintah kabupaten, provinsi hingga pusat.
Rumusdar mencontohkan bantuan yang akan diberikan, berupa bantuan benih hingga alat pertanian untuk memudahkan kerja di lapangan.
Selain itu, Kementerian RI ikut membentuk kelompok brigade pangan dengan jumlah anggota sekitar 15 orang. Setiap kelompok menangani 200 hektare lahan.
"Merekrut petani milenial menjadi anggota brigade pangan dengan harapan mampu menciptakan perubahan dari petani yang belum maju menjadi modern," kata Khairul.
Untuk mewujudkan harapan itu, pemerintah secara berkala terus menganggarkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) serta bantuan intensif untuk pengolahan lahan petani seperti pupuk dan dolomit agar lahan yang dikelola bisa optimal.