Jambi (ANTARA) - Proyek Akatara Jadestone Energy (Lemang) Pte Ltd di Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi resmi beroperasi dan mampu memproduksi elpiji dari Lapangan Gas Akatara sebesar 185 metrik ton per hari.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung di Jambi, Rabu, mengatakan, investasi proyek Akatara menghasilkan produksi gas sebesar 25,7 juta standar kaki kubik per hari sebelum diolah menjadi elpiji.
Hal ini disampaikan Wamen ESDM saat peresmian Lapangan Gas Akatara yang didampingi Gubernur Jambi Al Haris dan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto serta pejabat lainnya.
Menurut Wamen, produksi gas tersebut setara dengan 2.000 barel minyak. Sementara itu kondensat yang dihasilkan sebanyak 1.000 barel per hari dengan total produksi setara 6.600 barel minyak ekuivalen per hari.
Ia mengungkapkan, saat ini kebutuhan elpiji nasional sekitar 80 persen masih harus diimpor sehingga menyedot devisa hingga Rp500 triliun per tahun.
Untuk itu, Jadestone Energy melakukan investasi sekitar 130 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2 triliun yang dapat mengurangi ketergantungan impor elpiji.
"Proyek ini sangat penting sebagai strategi hilirisasi dan ketahanan energi nasional karena mampu memproduksi elpiji di dalam negeri," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, fasilitas produksi Akatara terdiri atas gas plant lengkap dengan fasilitas pemrosesan elpiji, stasiun metering gas, serta instalasi pipa 8 inch sepanjang 17,2 km.
Dalam proses pelaksanaan proyek Akatara itu dilakukan 63 orang tenaga kerja, dan saat konstruksi menyerap 1.600 tenaga kerja, ditambah 200 orang pekerja lainnya.
"Proyek ini berhasil mencapai lebih dari 8,3 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja atau zero accident," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Proyek Akatara mampu produksi elpiji sebesar 185 metrik ton per hari