Jambi (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi mengimbau petani pinang daerah itu supaya bisa menjaga kualitas agar stabilitas harga jual komoditas ekspor tersebut tetap terjaga.
"Dalam kurun waktu dua bulan terakhir harga jual pinang di kabupaten ini mulai membaik, semoga harga jual tetap terjaga sehingga ekonomi petani bisa meningkat," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Tanjabtim Agus Sadikin, Senin.
Ia mengatakan, naiknya harga komoditas ini membuat angin segar untuk petani di daerah itu.
Mengingat sektor perkebunan pinang menjadi salah satu andalan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Saat ini untuk harga pinang bulat basah ditingkat petani tembus Rp10.000 per kg, sementara itu pinang kering dihargai Rp20.000 hingga Rp. 22.000 per kg.
Harga ini jauh lebih baik dibandingkan tiga tahun yang lalu. Dimana posisi harga pinang bulat basah hanya Rp3.000 per kg untuk pinang kering Rp6.000 per kg.
Menurutnya, berbeda dengan harga komoditas kelapa sawit yang bisa diintervensi (diatur) pemerintah, harga pinang tidak bisa diatur. Naik turunnya harga biasanya disesuaikan dengan permintaan pasar ekspor.
"Saat pasar butuh dalam jumlah besar, biasanya harga secara otomatis naik. Saat permintaan sedikit, biasanya harga anjlok," katanya.
Ia memprediksi, kenaikan harga disebabkan permintaan pinang dari India, Arab Saudi dan Bangladesh sedang tinggi. Peningkatan harga ini diharapkan terus terjadi sehingga bermuara pada kesejahteraan petani pinang.
Pemerintah membuka peluang kepada masyarakat yang ingin mengembangkan perkebunan pinang tetapi dihadapkan terkendala modal, silahkan membuat proposal pengajuan benih ke dinas perkebunan dan peternakan Tanjabtim.
Dinas Perkebunan dan Peternakan akan menyurati Dirjend Perkebunan Kementan, untuk mengalokasikan bantuan anggaran benih pinang untuk masyarakat yang membutuhkan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki luas perkebunan pinang mencapai 9.846 ha yang terdapat dii 11 kecamatan, enam kecamatan tercatat sebagai sentra penghasil pinang di kabupaten itu.