Jambi (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menggandeng masyarakat desa penyangga di sekitar kawasan untuk mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi.
"Kami berkolaborasi dengan masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan guna mencegah karhutla yang menjadi ancaman saat memasuki musim kemarau," kata Koordinator Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Jambi Jefrianto di Jambi, Rabu.
Ia mengatakan pada prinsipnya BKSDA bersama Polhut siap melakukan pencegahan menghadapi musim kemarau tahun 2025. Balai konservasi akan melibatkan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) untuk melakukan sosialisasi pencegahan.
BKSDA, lanjutnya, juga memiliki tim tersendiri yang tersebar di resort dan seksi, termasuk menggandeng Manggala Agni terdekat, guna mengantisipasi kemungkinan terburuk selama menghadapi musim kemarau.
Jafrianto menjelaskan Polhut memiliki agenda patroli rutin serta melakukan penyuluhan dan sosialisasi kemasyarakatan tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Sampai tahun ini BKSDA bersyukur belum ada peristiwa kebakaran hutan di dalam kawasan hutan di bawah naungan BKSDA Jambi.
BKSDA memiliki tugas bukan hanya sekedar perlindungan kawasan, kata dia, tetapi turut menjaga mengamankan peredaran tumbuhan dan satwa liar dan penanganan konflik antara manusia dan satwa.
BKSDA Jambi memiliki tiga wilayah (seksi) konservasi, meliputi Cagar Alam Gua Ulu Tiangko dan Cagar Alam Durian Luncuk. Kemudian seksi dua, Cagar Alam Durian Luncuk 2 dan Cagar Alam Kawasan Suaka (KSA) Buluh Hitam Sungai Bengkal. Sedangkan seksi tiga adalah Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur KSA Bukit Tambi.