Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi telah membentuk tim di setiap kabupaten/kota untuk mengawasi kesiapan pelaksanaan pemotongan hewan qurban untuk kebutuhan hari raya Idhul Adha 1446 Hijriah tahun 2025.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner (Kesmavet) Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi Meilina Waty Aritonang di Jambi, Kamis mengatakan, pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota telah membuat program pengawasan rutin.
"Melalui program rutin tahunan ini, teman-teman di daerah sudah siap mengantisipasi melalui program vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)," katanya.
Pada tahun ini ada sebanyak 17.400 dosis sudah disebar untuk pencegahan PMK terhadap hewan ternak peliharaan. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit. Sampai saat ini belum ada laporan hewan yang terpapar penyakit, namun pemerintah tetap melakukan pengecekkan ulang dua pekan sebelum proses pemotongan (antemortem).
Biasanya menjelang hari raya masyarakat banyak mendatangkan hewan qurban dari luar Jambi, kata dia, kebanyakan jenis Sap Bali pejantan. Daerah penghasil sapi tersebut umumnya berada di Provinsi Sumsel, Lampung dan Sumbar.
Pihaknya mengimbau, hewan qurban yang didatangkan dari luar harus disertai dokumen pendukung yang dikeluarkan oleh pejabat otoritas veteriner asal sesuai Pemernatan No 17 tahun 2023 tentang tata cara pengawas lalu lintas hewan.
Menyinggung jumlah kebutuhan hewan qurban Provinsi Jambi tahun ini, pihaknya belum bisa menghitung.
"Kebutuhan qurban biasanya baru diketahui setelah proses pemotongan. Kalau tahun lalu kebutuhan hewan qurban di Provinsi Jambi mencapai 17. 500 ekor," jelasnya.
Meilina juga menyebut, Presiden Prabowo akan menyerahkan 12 ekor sapi qurban jenis Brahman Cross (BX). Rencananya dialokasikan untuk masyarakat di 11 kabupaten dan kota.
"Berat sapi yang dibutuhkan di atas 800 kg per ekor nya dan stoknya tersedia di petani sehingga tidak perlu mendatangkan sapi dari luar untuk kebutuhan qurban Presiden di Jambi,"katanya.