Jambi (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Jambi menegaskan komitmen memperkuat budaya keselamatan kerja dengan salah satunya melalui pelatihan dan simulasi tanggap terhadap kejadian kebakaran di pelabuhan.
"Kami telah sukses menggelar simulasi nyata tanggap kebakaran di kawasan pelabuhan Jambi melalui Bidang HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) lewat kegiatan sosialisasi dan simulasi lanjutan sebagai wujud nyata edukasi berkelanjutan kepada seluruh insan kerja Pelindo Group di wilayah Jambi," kata General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Jambi Ahmad Fahmi di Jambi Senin.
Kegiatan ini diikuti perwakilan PT IPC Terminal Petikemas Jambi, PT Pelindo Terminal Petikemas (PTP) Branch Jambi, PT Berkah Industri Mesin Angkat, PT Pelindo Jasa Maritim Unit Jambi, PT Multi Terminal Indonesia Wilayah Sumatera.
Dia mengharapkan melalui pelatihan itu, pekerja yang mendapatkan sertifikasi pemadaman kebakaran dapat menjadi agen edukasi bagi rekan kerja lainnya serta dapat mengimplementasikan keterampilan secara tepat saat terjadi kondisi darurat.
Sebelum pelatihan dan simulasi, pelatih memberikan arahan kepada seluruh peserta tentang pentingnya kegiatan tersebut yang bukan sekadar kegiatan formalitas, tetapi bagian dari kesiapan menghadapi risiko nyata di lapangan.
Ahmad Fahmi mengharapkan seluruh peserta pelatihan bisa bersikap serius, memahami peran masing-masing dan menerapkan pengetahuan ini dalam praktik kerja sehari-hari jika terjadi kondisi darurat saat bekerja di lapangan.
Materi sosialisasi mencakup, antara lain teori segitiga api, klasifikasi jenis kebakaran, jenis dan cara penggunaan alat pemadam api ringan (apar), dan upaya meminimalisasi potensi bahaya kebakaran di pelabuhan.
"Kegiatan ini adalah bentuk komitmen kami dalam menerapkan budaya kerja aman dan tanggap terhadap kondisi darurat," ujar Fahmi.
Simulasi dilanjutkan dengan praktik lapangan, termasuk penggunaan apar, pemadaman api kecil dengan kain goni, penanganan kebakaran besar menggunakan mobil pemadam kebakaran, evakuasi korban, serta penanggulangan tumpahan oli menggunakan serbuk kayu sebagai langkah mitigasi pencemaran lingkungan.
Langkah ini sejalan dengan peraturan nasional seperti UU No. 1 Tahun 1970 dan Kepmenaker No. 186 Tahun 1999, di mana Pelindo Jambi berharap kegiatan ini menjadi budaya kerja berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan tangguh.
“Pelatihan ini bukan hanya bagian dari prosedur, melainkan investasi penting untuk membentuk karakter SDM yang sigap, terlatih, dan bertanggung jawab dalam menghadapi kebakaran,” demikian Ahmad Fahmi.