Jambi (ANTARA) - Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Sulaiman Umar Siddiq menyebutkan pihak perusahaan HTI PT Wirakarya Sakti (WKS) unit usaha APP Group mampu menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hal ini disampaikan Wamenhut yang didampingi Gubernur Jambi Al Haris, Sabtu, saat meninjau kesiapsiagaan pencegahan Karhutla di lahan PT Wirakarya Sakti di Distrik VII, Desa Rukam, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi.
Kunjungan kerja Wamenhut Sulaiman Umar Siddiq itu dalam rangka memastikan kesiapsiagaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Jambi, tepatnya di wilayah kerja operasional PT Wirakarya Sakti, unit usaha APP Group.
Kunjungan ini menjadi bentuk penguatan sinergitas antara pemerintah dan pelaku usaha dalam menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman kebakaran.
Dalam agenda tersebut, rombongan meninjau langsung sejumlah fasilitas strategis pengendalian Karhutla yang dimiliki PT WKS di Distrik VII, termasuk infrastruktur water intake di Desa Rukam, Situation Room pemantauan hotspot 24 jam, menara pemantau kebakaran, sarana dan prasarana pemadaman, serta pusat persemaian bibit (nursery).
Rombongan juga menyaksikan simulasi operasional water intake dan diskusi teknis seputar strategi pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan.
“Program water intake milik PT WKS itu sangat bagus, tadi ada beberapa contoh pompa besar yang digunakan untuk pengendalian pencegahan dan sesuai pesan kita bersama Pak Gubernur, kita harus sama-sama berkolaborasi, baik dari pemerintah daerah, PT WKS, maupun seluruh masyarakat guna mencegah Karhutla,” kata Sulaiman Umar.
Kemudian lagi yang paling penting adalah bagaimana kita membangun kesadaran masyarakat dan memberikan edukasi, bahwa betapa bahayanya kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu Gubernur Jambi, Al Haris juga mengapresiasi terhadap kontribusi PT WKS dalam memanfaatkan lahan gambut yang sebelumnya rawan terbakar menjadi area yang produktif dan pihaknya bangga PT WKS luar biasa kontribusinya untuk membangun Jambi.
Paling tidak, lahan-lahan gambut yang tadinya tidak terpakaikan dan potensi tinggi kebakaran ini dipakai oleh perusahaan PT WKS, diproduksi, dan ini menjadi produktif. Mudah-mudahan ini menjadi energi luar biasa dan ada multiplier effect-nya juga terhadap pemerintah.
Sebagai bagian dari komitmennya, APP Group melalui PT WKS menerapkan pendekatan Integrated Fire Management (IFM) yang mencakup pencegahan, persiapan, deteksi dini, dan respons cepat.
Di Jambi, PT WKS telah menyiagakan 600 personel regu pemadam kebakaran (RPK), 21 anggota tim reaksi cepat (TRC), serta 100 relawan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Fasilitas pendukung termasuk helikopter water bombing, perahu amfibi, pompa bertekanan tinggi, serta teknologi pemantauan satelit dan drone juga telah diaktifkan untuk menghadapi musim kemarau 2025.
Sedangkan Direktur APP Group, Suhendra Wiriadinata mengatakan upaya PT WKS mencerminkan keseriusan APP Group dalam mendukung pemerintah mencegah kebakaran sejak dini, terutama di lahan gambut yang rawan dan dimana melalui pendekatan terpadu dan berbasis teknologi, kami berupaya menjaga ekosistem sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Selain aspek teknis di lapangan, APP Group melalui PT WKS memperkuat upaya mitigasi kebakaran melalui kerja sama dengan BMKG dalam pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Nota kesepahaman (MoU) tersebut ditandatangani pada 11 Juni lalu di Kantor Pusat BMKG, Jakarta, dan segera diikuti dengan rencana penyemaian awan selama 10 hari menjelang musim kemarau di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai langkah antisipatif untuk menurunkan risiko kebakaran hutan dan lahan, sejalan dengan komitmen APP Group dalam Sustainability Roadmap Vision 2030.