Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memandang, suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu, mencatat bahwa suku bunga perbankan memang mulai turun, meskipun masih secara terbatas.
“Suku bunga deposito 1 bulan tercatat sebesar 4,81 persen pada Mei 2025, sedikit turun dari 4,83 persen pada April 2025. Suku bunga kredit tercatat sebesar 9,18 persen pada Mei 2025, juga sedikit menurun dari 9,19 persen pada April 2025,” kata Perry.
Di pasar uang, sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Mei 2025 dan operasi moneter Bank Indonesia, Perry mencatat bahwa suku bunga INDONIA turun menjadi 5,34 persen pada 17 Juni 2025 dari sebelum pengumuman penurunan BI-Rate pada Mei 2025 sebesar 5,77 persen.
Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 13 Juni 2025 juga menurun, yakni menjadi 6,22 persen; 6,26 persen; dan 6,27 persen.
Suku bunga SRBI periode tersebut lebih rendah dibandingkan sebelum penurunan BI-Rate pada Mei 2025 yaitu masing-masing sebesar 6,40 persen, 6,44 persen, dan 6,47 persen.
Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) untuk tenor 2 tahun menurun dari 6,16 persen menjadi 6,13 persen. Adapun untuk tenor 10 tahun menurun dari 6,84 persen menjadi 6,71 persen.
Perry pun menyampaikan, Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan moneter, termasuk dengan mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market, sehingga transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga pascapenurunan BI-Rate dapat berjalan semakin baik.