Jambi (ANTARA) - Gubernur Al Haris terus mendorong percepatan pembangunan dan kelengkapan fasilitas pelabuhan di Provinsi Jambi untuk kelancaran akses aktivitas ekspor dan impor.
"Kalau fasilitas pendukung sandar dan aktivitas bongkar muat kapal besar memadai tentu tidak memilih pindah ke pelabuhan di luar Jambi," kata Gubernur Al Haris di Jambi, Jumat.
Selama ini daya dukung pelabuhan belum layak untuk sandar dan aktivitas bongkar muat kapal besar sehingga masih banyak aktivitas ekspor dan impor Jambi lewat pelabuhan besar di wilayah Sumatra.
"Kita berharap pelabuhan Ujung Jabung, karena janji Pak Menteri (Kemenhub) kemarin pihaknya akan segera melelang pengerjaan pelabuhan itu secepatnya," katanya.
Selain itu pelabuhan Muara Sabak sudah bisa difungsikan untuk kegiatan ekspor impor. Hanya saja, perlu beberapa fasilitas pendukung yang harus dilengkapi (pergudangan dan crane).
Pemerintah bersama PT. Pelindo dan pihak terkait akan mendorong perluasan pelabuhan, supaya kapal-kapal besar bisa masuk ke pelabuhan Jambi untuk kegiatan perdagangan.
Selama ini, sekitar 43,67 persen kegiatan pengiriman komoditas Provinsi Jambi harus melalui pelabuhan luar, seperti menggunakan pelabuhan Dumai di Riau, Belakang Padang Kepri, Belawan Medan dan Teluk Bayur Padang.
"Nilai ekspor Jambi sangat baik, selama Januari hingga bulan Juni tercatat mencapai 3,8 triliun. Didominasi produk pertambangan, kehutanan dan perikanan, nilainya cukup baik, hanya saja belum didukung oleh pelabuhan," jelas Al Haris.
Secara terpisah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Agus Sudibyo mengatakan, ekspor terbesar komoditas asal Jambi dikirim melalui Pelabuhan Belakang Padang, Kepulauan Riau (Kepri) sebesar 39,22 persen, Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat lima persen.
Selanjutnya lewat Tanjung Priok Jakarta 4,27 persen, Sungai Pakning Riau 3,75 persen, selanjutnya dari Pelabuhan Belawan Medan dan Musi River Boom Baru Sumsel masing-masing 2,77 dan 1,27 persen.