Kota Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi menggencarkan program ketahanan pangan melalui kegiatan penanaman cabai seluas tujuh hektare di Lahan Abadi Agro Kota Jambi (Lagro Koja), Alam Barajo.
"Langkah ini dilakukan sebagai upaya konkret untuk menjaga ketersediaan pangan, sekaligus mengendalikan inflasi akibat fluktuasi harga komoditas hortikultura, khususnya cabai," kata Wali Kota Jambi Maulana, Rabu.
Lagro merupakan sebuah konsep atau program untuk menjamin ketersediaan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan. Melalui komitmen pemerintah setempat untuk tidak melakukan alih fungsi lahan pertanian yang ada menjadi lahan non-pertanian.
Program itu, kata dia, bertujuan untuk menopang ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi dengan melindungi lahan pertanian agar tidak menjadi lahan 'tidur' akibat alih fungsi lahan.
Ada seluas kurang lebih tujuh hektare lahan yang dimanfaatkan menjadi area penanaman cabai oleh Pemkot Jambi untuk mengubah area kurang produktif menjadi lahan pertanian.
Maulana mengatakan cabai dipilih sebagai komoditas yang ditanam karena Kota Jambi pernah mengalami inflasi, yang dipicu oleh harga cabai yang tinggi.
Ia berharap Lagro Koja dapat menurunkan inflasi hingga 1,42 persen, terutama dari lonjakan harga cabai, di mana saat ini harga di sejumlah pasar Kota Jambi relatif stabil di angka Rp24 ribu per kilogram.
Pada kesempatan itu, Maulana menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian RI kepada kelompok tani dengan nilai mencapai Rp3,8 miliar yang terdiri atas hand tractor, mesin semprot, mesin air, hingga bibit.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi Evridal Asri menambahkan cabai termasuk komoditas yang sering memicu inflasi, sehingga keberadaan Lagro dinilai sangat penting.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, seluas 13,5 hektare lahan Balai Benih Hortikultura (BBH) di Kota Jambi, yang dialokasikan 6,5 hektare untuk pembibitan benih dan sisa tujuh hektare untuk Lagro.
