Bangko, Merangin (ANTARA) - Bupati Kabupaten Merangin M Syukur membuka acara sosialisasi peningkatan pelayanan mutu pendidikan.
Pada acara yang diikuti para kepala sekolah, guru dan pengawas yang bertugas di Pamenang, Pamenang Barat, Pamenang Selatan dan Renah Pamenang tersebut, bupati secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya, Kamis.
Bupati Kabupaten Merangin M Syukur merasakan kecewa karena rendahnya tingkat kedisiplinan yang ditunjukkan atas keterlambatan sebagian peserta sosialisasi tiba di lokasi acara. Bupati lebih dulu sampai ke lokasi acara dari pada para peserta.
‘’Hari ini, saya hadir secara khusus di sini. Saya semalam sampai pukul 02.00 Wib membahas anggaran. Saya diundang di sini pukul 09.00 Wib dan itu sudah menjadi kebiasaan saya tepat waktu hadir sebelum jam acara,’’katanya.
Sebelum acara sosialisasi itu dilakukan, bupati terlebih dahulu mengabsen para peserta. Ternyata benar, dari absen yang dilakukan bupati, banyak para kepala sekolah yang belum hadir, padahal jadwal mulai acara sudah lewat dari pukul 09.00 Wib.
Disiplin itu paling penting, apalagi bagi para tenaga pendidik. Manajerial diri, mulai dari kedisiplinan kerja, sosialisasi, hingga tanggungjawab kepemimpinan, harus dilakukan secara baik oleh para guru dan kepala sekolah.
‘’Bagaimana muridnya bisa disiplin, kalau guru dan kepala sekolahnya tidak bisa memberi contoh disiplin tersebut,"ujiannya
Bupati Merangin juga menjelaskan karakter guru adalah kunci untuk mewujudkan visi misi ‘Merangin Baru’ dan memajukan anak didik. Selain disiplin, bupati juga menyoroti pola pengajaran. Bupati minta para guru untuk tidak lagi bersikap keras terhadap murid.
‘’Marah-marah kepada muridnya tidak bisa menyelesaikan masalah. Tidak ada anak yang nakal, tapi kita yang tidak memahami karakter anak didik kita. Saya minta para guru tinggalkan pola lama itu,’’ujarnya.
Untuk itu, bupati berharap kepada guru sering-sering melakukan komunikasi dengan para muridnya dan membangun komunikasi dengan para wali murid, jika ada siswa yang sulit didekati.
‘’Budayakan mengucapkan ‘terima kasih’ kepada orang lain, termasuk kepada anak didik kita. Kalau ada anak yang nakal, kemudian mereka mau berubah dan mendengarkan nasihat maka ucapkan lah terima kasih dan jika salah bilang maaf,"ujarnya.
Perubahan zaman dan pesatnya teknologi jangan sampai membuat para guru meninggalkan norma agama, sosial, budaya dan adat istiadat. Mutu pendidikan harus berjalan seiring dengan penjagaan karakter, sopan santun dan etika, yang semuanya harus dimulai dari para guru.
