Jakarta (ANTARA) - Budayawan Sudjiwo Tejo mengajarkan penerapan kehidupan beragama dengan kesadaran bertuhan agar anak-anak tidak terpengaruh konten digital yang mengandung asusila, mengakses pornografi, dan melanggar hukum.

"Bahwa agama tidak dapat meredam itu semua (akses kontan asusila), saya tidak sepakat. Tapi kalau (penerapan) agama (hanya) permukaan, memang tidak bisa (cegah asusila)," kata Sudjiwo Tedjo dalam diskusi "Sarasehan Nasional Penanganan Konten Asusila di Dunia Maya" di Gedung Museum Nasional Jakarta, Senin.

Dalang wayang kulit itu mengatakan penerapan kesadaran bertuhan mencakup semua aspek kehidupan sehingga norma-norma agama lebih mudah diterapkan.

"Saya tidak pernah tanya anak saya, 'kamu salat atau tidak?'. Tapi saya tanya, 'mana salat mu?' Kalau kamu, ada orang tua datang tidak bukain pintu, kamu tidak ada salatmu. Kalau nonton situs (porno) online, mana salatmu? Karena nonton situs online dan melihat bentuk tubuh sebagai komoditi itu sangat tidak bertuhan dan tidak menghargai Tuhan," katanya.

Baca juga: Tips ajarkan pendidikan seksual sesuai usia

Pria kelahiran Jember, Jawa Timur itu juga telah menanamkan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anaknya sehingga anak salah persepsi terkait seks. "(Pendidikan seks) itu bukan hal yang tabu disebut di rumah tangga saya. Hubungan seks bukan sesuatu yang kotor, tapi hubungan yang suci. Tempat di mana kita berasal. Tujuan lain, saya membiasakan agar mereka tidak kaget-kaget dan merasa pornografi sesuatu yang ditutupi," katanya.

Pendidikan seks dalam rumah, menurut Sudjiwo, akan mengubah persepsi anak tentang hubungan seks sebagai hal yang biasa dan tidak tabu.

"Saya terapkan (pendidikan seks) dari (usia) anak-anak, dari TK akhirnya menuju dewasa. Saya tidak perlu lagi repot-repot membuat aturan soal seks bagi mereka," ujar Sudjiwo Tedjo.

Baca juga: Lindungi anak dengan pendidikan seks sejak dini

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019