Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia mampu membuat bahan bakar dengan jenis Biodiesel 100 persen berasal dari nabati atau B100.

"Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Tapi kita bisa lebih dari itu kita bisa membuat B100," kata Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Komplek MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat.

Lebih jauh tentang industri inovasi energi, Presiden Jokowi mendorong adanya hilirisasi industri bidang bahan bakar serta mineral pertambangan. "Memang negara kita ini kaya Bauksit, batu bara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi tidak cukup di situ. Kalau kita melakukan hilirisasi industri kita pasti bisa melompat lagi," kata Presiden.

Presiden Jokowi mendorong pembangunan industri pengolahan bauksit sehingga impor alumina tidak perlu dilakukan. Proses bisa dimulai membangun hilirisasi industri batu bara menjadi (Dimethyl Ether) DME sehingga Indonesia bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya.

"Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel kita akan meningkat empat kali lipat," kata Presiden. Presiden Jokowi juga mendorong Indonesia untuk dapat memproduksi bahan bakar jenis avtur dari minyak kelapa sawit.

"Kita sudah bisa produksi avtur sendiri, hingga sekarang kita tidak impor, kalau bisa kita juga ekspor avtur, kita juga harus bisa membuat avtur dari produksi kelapa sawit," kata Presiden Joko Widodo.

Menurutnya capaian tersebut bisa dicapai jika semua produksi mineral sudah bisa diciptakan produksi hilirisasi mineral. Karena dengan adanya hilirisasi mineral dan pertambangan maka dapat meningkatkan pendapatan serta perekonomian negara.

Pembangunan pemurnian tersebut agar dapat meningkatkan ekspor bahan mineral bukan hanya produk mentah saja namun sudah menjadi produk olahan yang bisa memberi nilai tambah.

Baca juga: Presiden dorong produksi avtur dari sawit

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019