ada hal-hal yang tidak boleh terdisrupsi, karena itu menyangkut jati diri atau identitas kita sebagai orang Indonesia
Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Edi Santoso mengatakan salah satu poin yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan adalah mengenai pentingnya menyikapi era disrupsi secara konstruktif.

"Presiden mengingatkan betapa teknologi telah merubah secara fundamental kehidupan sosial kita. Maka, memang harus disikapi secara konstruktif," katanya di Purwokerto, Jumat.

Edi yang merupakan Koordinator Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman mengatakan pada saat ini memang ada teknologi yang terus berkembang, ada internet dan ada disrupsi, namun semua kembali kepada manusia sebagai kuncinya.

"Bahwa dampak teknologi itu pada akhirnya di tangan manusia. Manusialah yang mengkonstruksi, untuk hal yang positif atau sebaliknya, karena itu memang perlu strategi atau kerangka pikir dalam arus disrupsi itu," katanya.

Dia menjelaskan, konektivitas global berbasis teknologi pada saat ini merupakan sebuah realitas.

"Begitu pula dampak-dampak ikutannya. Sekarang, menjadi tantangan kita untuk mengonstruksi realitas itu secara positif.

Fenomena disrupsi menuntut masyarakat merubah pola pikir, bertahan dalam konservatisme akan tergilas, tapi juga tidak berarti kemudian kita harus serta merta mendisrupsi diri," katanya.

Menurut dia, ada nilai-nilai atau lokalitas yang harus tetap dipertahankan.

"Ada hal-hal yang tidak boleh terdisrupsi, karena itu menyangkut jati diri atau identitas kita sebagai orang Indonesia. Globalisasi tidak boleh mematikan lokalitas. Sebaliknya, globalisasi harus mengglobalkan lokalitas," katanya.

Dia menambahkan, masuknya budaya dan ideologi dari luar merupakan sesuatu yang tidak terelakkan.

"Tantangannya bagaimana kita punya imunitas, selain itu, tantangan selanjutnya, bagaimana kita juga mengenalkan nilai, tradisi, ideologi kita pada orang luar," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan yang disampaikan dalam rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia mengingatkan  pentingnya kesiapan masyarakat untuk menghadapi era disrupsi.

"Dunia tidak semata sedang berubah, tetapi sedang terdisrupsi. Dan di era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh, ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat, banyak jenis pekerjaan lama yang hilang," kata presiden.

Presiden mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan global.

Baca juga: Presiden serukan strategi baru hadapi disrupsi era Industri 4.0
Baca juga: Kemenag : PTKI harus berkontribusi dalam perubahan di era disrupsi
Baca juga: Rhenald Kasali: Perubahan teknologi pengaruhi kegiatan ekonomi


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019