Buenos Aires (ANTARA) - Calon presiden Argentina Alberto Fernandez mengatakan, Selasa (20/8), bahwa jika ia memenangi pemilihan pada Oktober mendatang, ia akan bergabung dengan Meksiko dan Uruguay untuk meningkatkan dialog dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Potensi perubahan kebijakan luar negeri di ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin itu akan mengakhiri hampir empat tahun kritik keras terhadap Maduro di bawah Presiden Argentina Mauricio Macri, yang seperti kebanyakan pemimpin regional telah mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela. 

Fernandez mengalahkan Macri dalam pemungutan suara awal awal bulan ini, yang berfungsi sebagai pratinjau untuk pemilihan Oktober. Pemilihan mendatang membuka kemungkinan pergeseran politik di Amerika Selatan jika Argentina kembali ke pemerintahan sayap kiri di bawah Fernandez, sama dengan di Venezuela, Uruguay dan Bolivia.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran lokal 13, Fernandez mengkritik tuntutan regional terhadap Maduro untuk mundur. Pada kesempatan itu, ia juga memuji Meksiko dan Uruguay karena mendorong pembicaraan antara Maduro dan oposisi.

Baca juga: Oposisi Venezuela lanjutkan pembicaraan dengan pemerintah

"Saya akan bergabung dengan mereka untuk mencoba membantu menemukan solusi bagi Venezuela, solusi yang ditemukan Venezuela sendiri," kata Fernandez. "Saya tidak setuju dengan semua usulan yang diajukan oleh sebagian negara Amerika Latin yang didukung Trump."

Kalangan oposisi Venezuela dan Washington mengatakan bahwa Maduro hanya mengambil bagian dalam pembicaraan untuk mengulur waktu. Mereka menuntut Maduro mundur, agar pemilihan bisa digelar, serta menuduh dia melakukan kecurangan pada pemilihan tahun lalu.

Baca juga: AS akan incar negara-negara yang mendukung Presiden Venezuela

Calon pasangan Fernandez, Cristina Fernandez, yang pernah menjadi Presiden Argentina selama delapan tahun, juga pernah menjadi sekutu ideologis Maduro.

Namun, Fernandez menjaga jarak dengan Maduro. Ia mengungkapkan kekhawatiran tentang laporan baru-baru ini oleh kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-bangsa Michelle Bachelet, yang mendapati pasukan keamanan Venezuela mengirimkan tim untuk membunuh lawan-lawan politiknya.

"Ini sangat serius. Tidak ada yang bisa mengabaikan laporan seperti itu," kata Fernandez. "Ini adalah pemerintahan yang aturannya berubah menjadi sewenang-wenang."

Sumber: Reuters

Baca juga: Trump bekukan semua aset pemerintah Venezuela

Baca juga: Maduro ajak militer Kolombia "tak patuhi" perintah ganggu Venezuela

Baca juga: Kolombia beri izin kerja sementara bagi warga Venezuela tanpa dokumen

 

Hangatnya hubungan RI - Argentina

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019