Konsep yang dipakai begitu efisien. Hal seperti ini yang terus didorong oleh Kementerian ESDM di sektor ini
Jakarta (ANTARA) - Produksi minyak bumi di Lapangan Sukowati Bojonegoro, Jatim, menorehkan hasil lonjakan positif, tercatat produksi minyak bumi di lapangan terminasi tersebut mencapai 10.000 barrel oil per day (BOPD).

Semenjak dikelola oleh Pertamina EP Aset 4, pengelolaan menerapkan rumusan baru yang diterapkan atas rekomendasi Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, mengungkapkan berdasarkan laporan SKK Migas bahwa Lapangan Sukowati telah menerapkan konsep dan strategi baru untuk mengembalikan sumur-sumur yang statusnya stop produksi.

"SKK Migas menerapkan konsep well service melalui sumur-sumur yang statusnya shut-in dengan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat," kata Agung.

Baca juga: Pertamina EP ajukan rencana produksi lapangan Sukowati 12 ribu BOPD

Baca juga: Pertamina EP : Keberhasilan produksi Sukowati harus disertai penemuan cadangan


Agung menjelaskan, biaya murah yang dihitung SKK Migas sekitar seperlima dari biaya pemboran sumur baru atau sekitar 500 - 900 ribu dolar AS. Selain itu, Waktu yang dibutuhkan lebih kurang selama 30 hari dan mampu menghasikan produksi 5 kali dibandingkan program pemboran sumur baru.

"Konsep yang dipakai begitu efisien. Hal seperti ini yang terus didorong oleh Kementerian ESDM di sektor ini," tegas Agung.

Sementara itu, Vice President Perencanaan SKK Migas Dadang Rukmana membeberkan peningkatan produksi minyak bumi Lapangan Sukowati terjadi hanya dalam kurun waktu 3 bulan sejak dialih kelola oleh PT Pertamina Aset 4 pada 20 Mei 2018.

Dalam periode tersebut, produksi minyak bisa melonjak dari hanya 6 ribu BOPD menjadi 9.000 BOPD dan sekarang menjadi 10.000 BOPD.

"Keberhasilan ini perlu diapresiasi mengingat dalam kurun waktu 9 tahun terakhir, Lapangan Sukowati terus mengalami penurunan dari puncak produksinya yang pernah mencapai 40.000 BOPD," kata Dadang.

Dadang merinci dari 12 sumur uji coba di Lapangan Sukowati, 9 sumur dapat dihidupkan kembali dengan produksi 400 BOPD hingga 2.000 BOPD. "Ini sangat mungkin konsep ini dilakukan di lapangan (migas) lain," katanya.

Uji coba terakhir program ini dilakukan di sumur SKW-12 dan berhasil memproduksikan minyak sebesar 2.230 BOPD. Selanjutnya, tim SKK Migas - Pertamina EP Aset 4 akan kembali melakukan uji coba di Lapangan Sele-Linda dan Lapangan Poleng.

Baca juga: PT Pertamina EP resmi pengelola lapangan Sukowati

"Tentunya diharapkan uji coba berikutnya mampu memberikan hasil yang positif dalam upaya Pemerintah meningkatkan produksi migas nasional," kata Dadang.

Sebagai informasi, PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) resmi mengelola Lapangan Unitisasi Sukowati. Hal ini mengacu pada keputusan Menteri ESDM Nomor 2800/13/MEM.M/2018 tanggal 17 Mei 2018, Lapangan Sukowati yang sebelumnya dioperatori oleh Joint Operating Body-Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ), pada 20 Mei 2018 diserahkelolakan kepada PT Pertamina EP.

Baca juga: Pertamina dukung anak usaha kelola lapangan Sukowati
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019