Kendala air masih menjadi masalah utama
Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Tjhai Chui Mie mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lahan kosong untuk berhati-hati agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di sekitar mereka.

"Saya mengingatkan, kepada warga khususnya yang tinggal di sekitar lahan kosong dan kering untuk selalu waspada dan berhati-hati. Mengingat sekarang ini musim kemarau," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Minggu.

Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran tanpa dijaga, termasuk membuang puntung rokok sekalipun, karena hal tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan kebakaran.

Menurutnya, kebakaran yang terjadi di Singkawang belakangan ini akibat angin yang begitu kencang, membuat kebakaran cepat meluas sehingga membuat petugas Damkar harus ekstra-keras untuk memadamkan api.

"Saya berharap, kebakaran lahan yang berhasil dipadamkan oleh petugas Damkar tidak hidup kembali," kata Tjhai Chui Mie yang ikut turun tangan memadamkan api bersama petugas.

Baca juga: Pemprov Kalbar: terdata 101 hotspot dilahan korporasi


Sehingga, kejadian ini tidak lagi meresahkan masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar lahan yang terbakar.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Singkawang, Syafrudin mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum tahu persis berapa luasan lahan yang terbakar.

"Kendala air masih menjadi masalah utama dan ke depan kita akan membicarakan pengadaan sumur-sumur yang direncanakan. Sehingga ke depan diharapkan tidak kekurangan air lagi," ujarnya.

Sementara Kapolsek Singkawang Tengah, AKP Yober Lissu mengatakan, akan mencari apa yang menyebabkan lahan itu terbakar. "Untuk indikasinya kita belum tahu karena kita baru mendapatkan laporan setelah magrib," katanya.

Ketika sampai di lokasi dirinya hanya fokus untuk melakukan pemadaman karena melihat api semakin membesar dan meluas, ujarnya.

 "Besok pagi kita akan melakukan olah TKP dan mencari saksi-saksi guna memberikan titik terang apa yang menyebabkan lahan tersebut terbakar," ujarnya.


Baca juga: Pencemaran udara di Pontianak masuk kategori sedang

 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019