Pabrik pengolahan ikan kemasan dalam bentuk kaleng belum ada di daerah ini.
Pangkalpinang, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan investor untuk membangun pabrik pengolahan ikan skala besar mengingat produksi ikan di Babel sangat tinggi.

"Produksi ikan laut di Bangka Belitung sangat tinggi, hanya saja belum ada pabrik pengolahan ikan untuk mengembangkan industri perikanan dalam bentuk kemasan atau kaleng," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dasminto di Koba, Rabu.

Data dari DKP Babel menunjukkan bahwa potensi produksi perikanan di daerah itu mencapai 282.100 ton dengan luas areal perairan teritorial 65.301km2.

Potensi pasar dalam dan luar daerah sangat tinggi di antaranya Jakarta, Batam, Palembang, Lampung, dan Jambi.

"Pabrik pengolahan ikan kemasan dalam bentuk kaleng belum ada di daerah ini," ujarnya.

Ia menjelaskan, pembangunan pabrik pengolahan ikan tentu membutuhkan investasi yang sangat besar dan perlu dukungan pihak ketiga sebagai pemilik modal atau investor.

Baca juga: Bupati Indramayu: Olahan ikan bisa penuhi gizi dan cegah stunting

"Pabrikasi itu penting karena nanti ikan bisa dipasarkan dalam bentuk kemasan atau kaleng yang bisa dikonsumsi dalam waktu lebih lama," ujarnya.

Selain itu, kata dia, nilai jualnya sudah tinggi karena produk yang keluar dari pabrik tersebut sudah dalam bentuk kemasan atau kaleng.

"Kami sudah mencoba menjajaki para investor yang berminat mendirikan pabrik pengolahan ikan, tentu tidak mudah karena para pemilik modal banyak pertimbangan terutama lahan, perizinan, serta sarana dan prasarana," ujarnya.

Ia juga mengatakan, penyediaan lahan untuk pendirian pabrik juga menjadi kendala karena daerah tersebut banyak kawasan hutan lindung.

"Pendirian pabrik pengolahan ikan tentu butuh lahan yang cukup luas, kalau masuk kawasan tentu proses perizinannya cukup panjang hingga ke kementerian terkait," ujarnya.
Baca juga: KKP - FAO kembangkan unit pengolahan Ikan pindang higienis
 

Pewarta: Ahmadi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019