Karakas (ANTARA) - Bantuan kemanusiaan telah menghasilkan perbaikan kecil dalam ketersediaan pasokan medis di ruang darurat Venezuela, walaupun kekurangan terus merongrong rumah sakit umum, kata organisasi non-pemerintah Dokter bagi Kesehatan pada Rabu.

Pemimpin oposisi Juan Guaido pada Februari berusaha membawa bantuan dukungan Amerika Serikat ke Venezuela melalui Kolombia bertentangan dengan keinginan Pemerintah Presiden Nicolas Maduro, yang menghalangi masuknya pasokan dalam pertikaian rusuh di sepanjang perbatasan.

Maduro belakangan memberi izin buat Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) dan PBB untuk menyediakan buat rumah sakit pasokan darurat yang meliputi pembangkit listrik, obat dan sarung tangan operasi.

Baca juga: Venezuela pecat menteri kesehatan di tengah krisis medis

"Kendati ada peningkatan, di dalam pendapat kami, tak ada banyak kestabilan," kata Julio Castro, dari Dokter buat Kesehatan, yang mengumpulkan data dari pegawai di 40 rumah sakit umum Venezuela.

Ruang darurat selama enam bulan belakangan ini telah kekurangan sebanyak 50 persen pasokan yang mereka perlukan, kata Julio Castro, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Kekurangan obat, air dan pemadaman listrik, dan migrasi personel akibat gaji rendah, telah melumpuhkan sektor kesehatan di Venezuela.

Baca juga: Donald Trump ancam Venezuela

Semua lembaga PBB tahun ini menyediakan 358 ton obat dan pasokan, kata Castro, cukup untuk menyediakan perawatan buat sebanyak 3,5 juta warga.

Federasi Palang Merah Internasional hingga Agustus telah mengirim 100 ton pasokan, kata IFRC di dalam satu siaran pers.

Castro mengatakan beberapa kelompok bantuan belum menyediakan terobosan mengenai berapa banyak bantuan yang mencapai masing-masing rumah sakit atau jika ada yang dibagikan buat 300 klinik lebih kecil kesehatan masyarakat.

Seorang pejabat PBB mengatakan sebagai jawaban atas pertanyaan bahwa PBB bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit Venezuela dan menyediakan bantuan melalui organisasi yang mencakup Organisasi Kesehatan Pan Amerika dan Dana Anak PBB.

IFRC dan Kementerian Penerangan Venezuela tidak menjawab permintaan komentar.

Guaido, yang telah diakui oleh lebih dari 50 negara sebagai "presiden sah Venezuela", mengatakan upaya bantuan Februari meningkatkan tekanan atas Maduro untuk mengizinkan bantuan ke dalam negeri tersebut.

Baca juga: Otoritas kesehatan internasional laporkan wabah difteri di Venezuela dan Haiti

Kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan upaya itu beresiko mempolitisasi bantuan.

Pemerintah Venezuela sampai tahun ini telah menolak bantuan semacam itu dengan alasan negeri tersebut tidak berada dalam krisis kemanusiaan.

Castro mengatakan kendati ada pengumuman oleh Rusia dan China mengenai penyediaan bantuan kemanusiaan, tak ada informasi lanjutan mengenai bantuan yang telah disediakan oleh kedua negara tersebut, sehingga memungkinkannya menilai dampaknya.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019