Sulut sangat-sangat kehilangan
Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw menilai Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie representasi warga Provinsi Sulut.

Saat diangkat menjadi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Provinsi Gorontalo waktu itu masih menjadi bagian dari Sulut.

"Artinya dia adalah bagian, representasi Sulut yang diangkat menjadi menteri," ujar dia usai pelantikan pejabat eselon di jajaran pemerintah daerah setempat di eks-gedung DPRD Provinsi Sulut di Manado, Kamis.

Dengan kepergian selama-lamanya tokoh nasional itu, kata dia, meninggalkan duka mendalam bagi warga di ujung utara Sulawesi itu.

"Warga Sulut sangat berduka," kata dia.

Baca juga: BJ Habibie wafat- Warga Biak ikut berduka atas wafatnya BJ Habibie

Di mata politukus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, Presiden ketiga RI tersebut adalah tokoh multidimensi, negarawan, sekaligus tokoh pendidikan.

Selain itu, kata dia, tokoh dirgantara Indonesia tersebut juga sebagai tokoh demokrasi dan teknologi Indonesia.

"Sulut sangat-sangat kehilangan," ujarnya.

Meninggalnya Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng direspons masyarakat dengan menaikkan bendera setengah tiang.

Hal serupa juga mewarnai kawasan 17 Agustus Kota Manado yang menjadi pusat Pemerintahan Provinsi Sulut, perkantoran perwakilan, hingga kantor dinas dan badan.

Baca juga: GMIM: Generasi milenial patut teladani BJ Habibie
Baca juga: BJ Habibie Wafat - ICMI Sulsel mengimbau pengurus gelar shalat ghaib

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019