Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggelar salat gaib atas berpulangnya Presiden ke tiga RI  BJ Habibie yang dilaksanakan di halaman Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Makassar, Kamis petang.

Salat gaib ini dilakukan setelah salat Magrib berjamaah. Hadir juga Ketua DPRD Sulsel, HM Roem serta Forkopimda Sulsel serta Penjabat Wali Kota Makassar, M Iqbal Suhaeb.

Dalam sambutannya, Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah (NA) menyampaikan, masyarakat Indonesia dalam duka yang mendalam. Namun, dilepas dengan ikhlas.

"Kita dalam duka yang sangat dalam atas berpulangnya ke Rahmatullah, pemimpin kita tokoh yang sangat kita kagumi Presiden ketiga Republik Indonesia, Bapak Profesor Doktor BJ Habibie yang telah berpulang ke Rahmatullah kemarin sore jam 6.05 WIB," kata Nurdin Abdullah.

Di waktu pagi hari, pagi ini Nurdin berangkat ke Jakarta untuk melayat ke kediaman Presiden kelahiran Kota Parepare tersebut.

Bersama Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, Nurdin menyambut Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo yang juga melayat bersama Presiden SBY.

"Malam ini (salat gaib dan dzikir) sangat penting sekali bagi kita. Untuk bersama-sama salat gaib, mudah-mudahan ini akan semakin melapangkan jalan almarhum Professor Habibie menghadap Sang Pencipta," sebutnya.

Perginya Habibie, merupakan kehilangan sosok yang menjadi panutan, kebanggaan kita dan salah satu putra yang sangat luar biasa yang dimiliki oleh dunia bukan bangsa Indonesia saja.

"Dunia mengakui beliau. Mudah-mudahan beliau sampai di alam kubur di akhirat tetap menjadi profesor. Doa kita semua untuk negarawan sejati kita," ujar dia.

Lanjut Nurdin, Habibie adalah pemimpin yang memiliki kebesaran hati, mampu melanjutkan kepemimpinan Pak Harto (Presiden Soeharto) yang masih tersisa.

Habibie ingin melihat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat, Ia mempersiapkan Indonesia untuk mendapatkan pemimpin yang dapat melanjutkan kepemimpinan.

"Beliau bisa menyelesaikan sebenarnya. Tetapi itulah kenegarawanan seorang Bapak Presiden Habibie, kita bangga beliau lahir di Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Parepare," ucapnya.

Salat gaib ini merupakan bentuk dari keikhlasan masyarakat dan pemerintah untuk melepas Habibie  menghadap Sang Khalik.

"Sebagai putra daerah Sulawesi Selatan tentu kita semua berkewajiban untuk mengantarkan beliau. Walaupun kita tidak sempat melayat, mengantarkan beliau ke liang lahat. Tapi doa kita sekarang semoga dijawab oleh Allah SWT," sebutnya.

Sebagai pemimpin tentu tidak ada yang sempurna. Nurdin memohon agar Habibie dimaafkan atas segala kesalahan dan dosa-dosanya.

"Saya tentu atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan menyampaikan bela sungkawa dan rasa duka yang dalam dan kita ikhlas melepas beliau," kata dia.

Hadir juga tokoh masyarakat, tokoh agama, ulama, para kyai, imam besar Masjid Al Markaz dan dan tokoh-tokoh wanita majelis taklim.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019